Selasa, 15 Juli 2014

Ketika Cinta dan Kebesaran Hati (by shamy)



shamy
Mungkin ini kisah hidup yang biasa saja,dimana aku mencintai seorang wanita yang menurut ku patut untuk didapatkan, aku disini berdiri di depan masjid al-ikhlas menunggunya keluar dari masjid tersebut,walauku tau magrib ini aku di temani puluhan nyamuk yang berusaha mencuri-curi darahku yang berdesir menunggu dia keluar dari masjid tersebut,
Langkah kakiku bergerak mundur ketika ku melihat Aisyah keluar dari masjid bersama uminya dan sahabatnya yang bernama Qhumairah, Aisyah anak dari seorang pejabat tapi sifat aisyah begitu santun pada siapa saja, sedangkan ayahnya sedikit angkuh walauku tau ayahnya sering kali mejadi imam mesjid

semenjak aku kabur dari panti asuhan dulu, dimana ketika itu aku masih berusia 7 tahun,aku merasa tidak kuat,semua teman-teman di pantiku menghinaku dengan sebutan anak seorang pembunuh,ketika usia ku 6 tahun ibu menitipkan ku di panti asuhan ,karena ibu sudah tak sanggup menghidupku lagi.

semenjak malam itu dimana ayah meninggal di kroyok warga karena ayah ketahuan membunuh dan mecuri, semenjak itu juga ibu di pecat dari pekerjaanya yang hanya sebagai buruh cuci laluu di asingkan oleh tetangga-tetangga kami,begitu jelas di ingatanku mereka menghina kami, maka dari itu selain ibu sudah tak sanggup menghidupiku lagi ,ibu juga menitipanku yang kata nya hanya sebentar saja karena ibu tidak ingin aku jadi bahan hinaan juga sama seperti ibu , setiap malam dan siang aku menunggu kedatangan ibu,semua teman-teman di panti itu menjahuiku karena aku anak seorang pembunuh, hingga pada akhirnya setahun telah berlalu ,chandra teman satu-satunya yang akrab dengan ku bercanda-canda "sham jika aku jadi dirimu mungkin aku sudah kabur" tapi saat itu aku langsung menangkap sugesti itu walau hanya bercanda,hingga aku memutuskan untuk kabur.

Kabur dari panti ,aku awali hidupku dijalanan, kususuri jalan panjang hingga pada siang itu aku sanggat kelaparan,dan tanpa ku sadari disampingku ada anak berusia denganku memberiku makanan,lalu aku berkenalan dengannya , ia benar sekali ia arief teman ku, banyak hal yang ia ceritakan padaku saat itu, bahwa ia di culik saat berumur 4 tahun, 3 tahun hidup di jalanan mengemis dan mengamen dengan alat musik seadaanya membuat hidupnya tersiksa,apalagi jika ia tak medapat uang ia bisa di pukulii oleh preman yang menculiknya itu, disitu aku pun menceritakan pengalamanku dan Kita bersepakat kabur jauh.


Kini di jalan ini,di kota ini aku dan arief berdua bekerja sebagai pengamen jalanan,rumah yang kita miliki kita buat di atas tanah kosong yang kami sengaja buat gubuk untuk kami tinggali,tapi walaupun aku seorang pengamen ,tidak ada sallahnya jika aku mecintai aisyah

Senyuman itu kudapatkan ketika dia bersama umi dan temannya lewat di depanku,aku hanya bisa diam dan melambaikan tanganku meski tangan ini kaku untuk itu,senyumnya yang di bumbuhi tawa yang tersipu malu membuat aku terlena dalam cintaku sendiri

"Jreeeng"

Suara gitar mengagetkanku kemudian ku menoleh ternyata sahabatku "ah loe Rief"

"Iya ini gue,ngapain lu nglamun disini mau denger ceramah atau mau curi-curi padang ama tuh cewek ?"

Aku tersenyum dan berkata "aisyah namanya rief"

"Iya aku tau sham,eh ada duit gak ? anak-anak belum pada makan ,duit gue abis,tadi gue bayar utang sama preman di pangkalan sana"

"Kan sudah ku bilang,jangan berurusan ama itu preman lagi rief" ucapku seraya memberikan uang senilai lima puluh ribuan hasil ngamenku hari ini "beli lima sekalian buat gue"

Arief pun berlalu pergi membeli makanan dan minuman,walau hanya nasi bungkus dan airputih yang di ikat dalam plastik es itu sudah membuat aku bersama 3 anak asuhku serta arief senang, karena orang seperti kita ini, tak ada yang indah selain kebersamaan

Ku buka pintu rumah,kulihat anak-anak sudah pada tidur, wajah lugu dan polos mereka membuat aku bahagia ,ia inilah keluargaku dan arief temanku yang seumuran denganku dan 3 anak asuh kita , yang dua berusia sepuluh tahun bernama Ahmad dan Naura yang kita temukan di jalanan ketika mereka berusia 4 tahun, kemudian yang kecil berusia 5 tahun anak perempuan yang dijumpai arief di sebuah tempat pembuangan sampah 5 tahun silam dan kita beri nama Melati

"Makanan datang" sahut arief seraya mengagetkanku serta membangunkan anak-anak

"Hore ayah arief bawa makanan"teriak melati lalu bangun beranjak menuju arief

Senyum arief membuat melati gembira malam ini,sambil membuka bungkus nasi melati duduk di pangkuan arief "ia sayang, anak ayah lapar ya ?"

"Iya yah"seru melati

Sedangkan aku bersama ahmad dan naura hanya tersenyum sambil makan melihat arief dan melati

Tiba-tiba wajah ahmad tertunduk kemudian air mata naura pun menetes keluar "kamu kenapa naura ?" Tanyaku

Dengan nada pelan ahmad menjawab "sudah dua bulan yah aku tidak bayar sekolah"

"Astaga ! ayah lupa kenapa kalian tidak bilang sama ayah" ujarku

"Ahmad gak mau ngerepotin ayah lagi,ahmad mau ngamen saja lah"

"Naura juga ya yah ? Naurapun belum bayar bulanan yah"

"Hust kalian tidak boleh ngomong seperti itu,ayah akan menyekolahkan kalian semampu ayah,masa depan kalian harus cerah, secerah mentari pagi! jangan seperti ayah"ujar arief dengan tegas

"Minggu depan ayah bayar,cepat habiskan makanan kalian dan bergegas tidur lagi"

****

Pagi yang cerah sekitar jam 07:00 WIB aku mengantar ahmad dan naura kesekolah dengan sepeda tua yang aku temui di tempat pembuangan sampah mungkin sebagian orang menganggap ini hanya barang rongsok tapi tidak bagi aku dan arief,ini lebih dari barang rongsok.
Tatapanku tertuju kedepan gadis yang berdiri depan gerbang sekolah dasar itu setelah ahmad dan naura berpamitan.dengan seribu keberanian ku hampiri

"Assalamualaikum"ucapku sebagai ttanda basa-basi tapi dia hanya ttersenyum kemudian membalas salamku

"Waalaikumsalam"balasnya

"Boleh saya mengenalmu"ujarku sembari mejulurkan tangan kananku tapi ia hanya tersenyum dan menyatukan kedua ttangannya

"Bukan muhrim mas,nama saya aisyah mas"

"Nama yang indah"

"Aisyah mas bukan indah"

"Maaf bercanda"ucapku sedikit kaku" aku shamy panggil saja sham "

"Kamu ngapain disini sham ?"

"Mengantar kedua anak ku sekolah"

"Dirimu sudah menikah? "

"Bukan,belum maksudnya. Mereka anak asuh ku syah"

"Subhanallah,mereka anak asuuh mu tapi kamu membiayainya sekolah dengan hasih ngamenmu kah sham ?"

"Tidak sepenuhnya aku yang menanggungnya,tapi ttemanku juga arief membantuku,kami tau hidup itu butuh pendidikan"

"Dirimu menganttar siapa sekolah syah?" Tanya ku

Senyumannuya di lemparkan lagi kepadaku membuat aku semakin kaku dan grogi "aku mengantar adikku,Zahwa "

"Oh iya,kamu tau dari mana saya ngamen syah?"

Aisyah kemudian tersenyum kembali "sebenarnya tak perlu di jawab,tapi kamu bertanya yasudah saya menjawabnya ,saya kan sering melihat kamu di sekitar sini"ucapnya "oh ya sham boleh saya ikut denganmu tau kehidupanmu ?"

"Oh tenttu"ujarku senang" tapi kita jalan saja ya ?"

Aisyah mendadak bingung "kan ada sepeda mu, biar kamu bawa"

Aku terdiam
Hening sejenak

"Ya sudah,ayok"senyumku

****
sepanjang jalan jatungku terus berdetak kencang,desir darahku semakin deras,bahkan lidah ini tak mampu mengeluarkan kata-kata untuk basa-basi disepanjang.

sepedaku kuparkirkan di depan rumahku,awalnya aisyah terdiam melihatt sekitar rumahku dan sekelilingny,kuajaknya ia masuk dulu untuk melihat-lihat rumahku

"Ayaaaaah"seru melati lari menghampiriku kemudian ku menggendongnya" itu siapa yah?tante cantik ya"

Aisyah tersenyum menatap melati "makasih sayang,nama kamu siapa?"

"Melati tante "

"Ayok kita kerja "keluar arief membawa gitarnya kemudian kaget melihat aiisyah

Aisyah Terdiam
Hening sejenak

"Aku boleh ikut kalian sham?"

"Boleh-boleh"ceplosku membuat arief geleng-geleng kepala seraya tersenyum

"Yaudah kita jalan "ajak arief

"Aku mau di gendong tante cantik yah"

"Melati jangan nakal,sama ayah aja"ucapku

Arief menoleh kearahku dan melati kemudian menoleh ke arah aisyah "Maaf ya syah,melati emang manja "

"Boleh kok,tante gak keberatan"ucap aisyah "sini gendong ama tante"

"Horee" teriak melati lalu berpindah ke aisyah

****

Kami berlalan menyusuri restoran dan petikan gitarku dan arief menemani sepanjang jalan,aisyah yang tengah menggendong melati merasa bahagia terlihat dari senyumannya,aku tambah yakin bahwa kebaikan aisyah itu tulus,bukti nya ia tidak keberatan bahakan tidak malu jalan bersama kami,walauku tau aisyah ialah wanita yang tterlahir dari keluarga yang berkecukupan

"Aisyah ngapain kau disini? "Tiba-tiba terdengar suara wanita yang mengagetkan kita,langsung saja aisyah meliriknya

"Umi ? "

"Ayok kita pulang,kamu ngapain lagi disini bersama mereka !! Kalo kamu kenapa-kenapa bagaimana?"Dumel umi aminah selaku ibu dari aisyah "dan jika abah tau kamu bersama mereka !! Abah bakal marah sama kamu !"

Aku bersama arief hanya diam ,melati pun turun dari pelukan aisyah dan berlari ke arief dengan ekspresi wajah ketakuan

"aisyah pulang lah,ikutti apa kata umi mu !" Ujarku

"Tapi sham ..."

Aku hanya tersenyum dan memotong kata-kata aisyah

"pulanglah"ucapku tegas

Aisyah tersenyum dan berlalu pergi,sedangkan aku bersama arief melanjutakan ngamen siang itu

****

Suasana ruangan sepi keika seorang guru masuk menagih uang bulanan ahmad bersama naura hanya terdiam ttakut karena mereka belum bayar ,ya mungkin hanya mereka

"Ahmad dan naurah sampaikan suratt ini pada ayah kalian,bahwa minggu depan kalian harus melunasi uang bulanan"

Ahmad berjalan menuju kedepan kelas mengambil surat tersebut sedangkan naura hanya duduk tertunduk

"Iya pak guru,nanti ahmad sampaikan surat ini pada ayah"ucap ahmad lalu kembali ketempat duduknya

Terdengar suara anak laki-laki dari belakang kelas "ahmad naura kalo tidak punya uang,mending nggak usah sekolah"

"Ari,kata ayahku ,ayahku akan berusaha agar kita terus sekolah biar masa depan kita secerah mentari pagi"ungkap naura polos

"Ih Ari kamu nggak boleh bilang seperti itu "bella Zahwa

"Sudah zahwa biar saja"

"Kamu yang sabar ya naura"ujar zahwa dimana ia sebagai sahabat dan teman sebangkunya naura

"Ya sudah-sudah ,ari kamu tidak boleh bicara seperti itu lagi ya"ucap pak guru" kita lanjuakan lagi pelajaran kitta,keluarkan buku kalian semua"

***

"Kamu apa-apaan sih aisyah"dengan nada tegas ia seakan menyidang anaknya sendiri

aisuah hanya tertunduk dan terdiam duduk di atas sofa ingin sekali ia berbicara tapi ia takut dengan abahnya itu

"Kata umi " ujar abahnya aiysah kemudian aisyah menoleh ke arah uminya "Kamu sudah berani bergaul dengan preman-preman pinggir jalan itu"

"Mereka bukan preman abah,mereka ittu orang baik "

"Mana ada preman baik,namanya saja sudah preman !"

"Abah, mereka itu sham dan arief mereka itu adalah pengamen abah !"

"Sekarang kamu duah berani menjawab katta-katta abah !! Pedahal belum sehari kamu bersamanya tapi "

"Tapi bah "aiyah memotong pembicaran abahnya "ah sudah lah bah,aiyah tau peris abah itu gimana,dari pada aiyah durhaka mending aisyah ke kamar saja"aiyah berdiri dan berjalan menuju kamarnya


#lanjut dii part berikkutnya ya klik disini

1 komentar:

  1. Jadi dirilis ke Blog Ceritanya :D wkwkw >.<
    Lanjut kaann !!! :D :D :D

    BalasHapus

Gua bakal Seneng banget Klo Lu,
Meninggalkan Jejak Komentar Disini :)