#MiniDrama
“Halte, Hentian Cintaku" - Episode 3 - "Halte"
by Irfan & Shamy #GilaAksara
-----------------------------------------------
HALTE
-----------------------------------------------
“Halte, Hentian Cintaku" - Episode 3 - "Halte"
by Irfan & Shamy #GilaAksara
-----------------------------------------------
HALTE
-----------------------------------------------
“Oh, iya! Hehe sorry, gini nih kalau ada dua wanita tenggelam dalam hobi yang sama, pasti heboh, hehe.” Kemudian mereka saling tukar nomor ponsel dan Irfan malah tersenyum-senyum.
"Lu kenapa sih, Fan? Hobby banget ya senyum?" Tanya Jasmine, "grogi ya deket gue?"
“Sudah, gue kemari cuma kebetulan lewat aja,” Jasmine berpikir sejenak, “oh iya, nanti jam 10 lu kosong gak? Hem ... temenin gue maksudnya?"
"Jam 10 ya?" Irfan mengingat sesuatu, "sepertinya nggak bisa deh Jas, sorry!"
"Oh, ya udahlah, nggak apa-apa. Gue cabut dulu ya, ada kelas, bye!" Jasmine meninggalkan meja mereka.
"Itu cewe, kenapa ya? Supel banget kayaknya,"
"Jasmine memang gitu, orangnya asik, gue juga suka."
"Pacar lo?" Tanya Aisyah sedikit dingin sambil mengaduk aduk es teh dengan sedotan.
"Bukan kok, calon, he he he," jawab Irfan bercanda.
Wajah Aisyah tampak berubah, "kok nggak pernah cerita? Kenal dimana?"
Irfan pun lalu menceritakan kejadian sore itu di halte, Aisyah hanya menganggukan kepala seraya mendengar setiap tuturan cerita dari Irfan.
***
JasFan’s Collection and Boutique, nama toko dan butik yang sudah dua tahun di rintis Jasmine. Dalam ruang kantornya, Jasmine tengah duduk untuk merebah di sofa. Dia merenungkan sesuatu, setelah dua tahun di Jakarta, tak disangka sudah sejauh ini. Memiliki butik pribadi, dengan kantor administrasi di dalamnya.
Bukan hanya itu, ia mampu membuka peluang lapangan kerja untuk orang lain. Di rumah produksi dengan menjahit menurut designnya. Bahkan sekarang, di tengah kesibukan oleh persiapan Jakarta Fashion Week yang digelar beberapa hari lagi. Butiknya tidak pernah mengecewakan pelanggan, salah satunya dengan tidak menolak pesanan sepasang calon pengantin yang ingin gaun pengantin dan jas mereka selesai dalam tiga hari.
Jasmine sangat bersyukur menjadi salah satu designer pilihan yang terlibat dalam ajang fashion paling bergengsi di Indonesia tersebut. Inilah impiannya selama ini, satu kalimat syukur saja belum cukup baginya. Rencana setelah Fashion Week, dia akan menggelar syukuran bersama anak yatim di daerah sekitar.
Di usia yang sudah cukup mapan, ia ingin memohon doa dari mulut-mulut kecil mereka, agar cepat mendapat jodoh. Karena dia pikir, karirnya sudah cukup gemilang dan kurang lengkap jika belum ada seorang pendamping di sisinya.
Saat hendak merapihkan katalog dan menaruh itu di atas rak buku, tidak sengaja Jasmine menyenggol sebuah buku sampai terjatuh ke lantai. Ternyata itu sebuah novel, saat ia baca judulnya, ‘Ada Cinta di Halte Bis?’. terdengar picisan, namun mengingat novel itu, kembali angannya melayang pada masa lalu bersama Irfan, saat berada di salah satu halte di Bandung semasa kuliah. Dan lembaran kenangan lama yang selama ini sudah tertutup, terbuka kembali dalam memori.
Ramai dan suara bising kendaraan yang berlalu lalang membuat Jasmine mengeluarkan Headsetnya untuk mendengarkan musik. Meskipun hari itu masih pukul setengah 10, tapi matahari sudah bersinar terik. Tapi bukan keluha bagi Jasmine, karena dia bisa tenang berteduh di halte tempat biasa menunggu bis.
"Jasmine!" teriak Irfan sambil berlari dari bahu jalan mendekati halte tempat Jasmine duduk. "Jasmine?" sambil menepuk pundak, "Jas?"
"Eh, Irfan!" Jasmine mencabut headsetnya, "Ngapain di sini? Bukannya lagi sibuk?"
"Ia sibuk, makanya gue nggak bisa nemenin lu jam segini,”
"Emang lu mau kemana?" tanya Jasmine.
"Kalo lu?"
"Kok nanya balik sih,"
"Toko Buku!!!" Jawab mereka serentak, tiba tiba mereka pun terdiam lalu berkata lagi, "Sama donk!" Mereka pun terdiam lagi, gara-gara mengucapkan dua prase berturut-turut secara bersamaan, lalu keduanya langsung tertawa bersama.
"Busnya sudah datang tuh!" ujar Jasmine.
Keduanya tidak mengira, jika akan sama-sama pergi ke Toko Buku. Setelah sampai di toko buku, keduanya berpisah menuju kategori rak buku yang dicari. Sebenarnya Irfan tidak suka membaca buku, namun karena tuntutan tugas akhir, ia harus mencari referensi lain untuk skripsinya. Sedangkan, Jasmine yang gemar membaca ingin mencari novel-novel baru untuk koleksinya di rumah.
"Fan, liat deh novel ‘teenlit’ ini?" Jasmine teriak-teriak kecil, seraya berjalan menuju ke arah Irfan yang sedang membaca buku tentang komputer, "Fan menurut lu gimana novel ini?"
Irfan meraih buku dari tangan Jasmine dan dibacanya judulnya, "Ada Cinta Di Halte Bis? Hem, judulnya sih lucu, pasti ceritanya seru, ambil aja!"
"Pasti kaya kita," Jasmine keceplosan, keduanya terdiam, “Eum, aku mau cari novel lain di sana, Fan, key ....” Jasmine seketika salah tingkah, lalu pergi menuju kategori rak pendidikan, “eh, rak novel di sebelah sana, ternyata ... heheh,” sambil terlihat mondar-mandir.
"Jas, gue udah dapat buku-bukunya,” Irfan kembali mendekati Jasmine sambil memegang beberapa buku, "lo gimana?"
"Udah nih," jawab Jasmine, sambil menunjukan dua buah buku, yang satu sebuah teenlit, satu lagi novel bestseller yang ia idamkan, berjudul ‘Terima Kasih, Danu’.
Kemudian mereka kembali ke halte, saat akan menyeberang ke halte, Irfan menggenggam tangan Jasmine, melintas jalan di bawah teriknya panas matahari. Saat Jasmine merasakan sentuhan, tangan pria itu, jantungnya berdegup kencang, panas ubun kepala sepertinya merambat ke darahnya. Tidak pernah ia rasakan hal ini sebelumnya. Berada di samping pria, yang memberikannya keamanan namun rasa gerogi juga hinggap padanya.
Saat sampai di halte, "Cangcimen! Cangcimen! Yang haus ... yang haus ... yang haus!"
Terdengar pedangan asongan, lewat di depan mereka. Irfan melepas genggaman tangan Jasmine.
"Kang! Aqua dua botol!" Teriak Irfan, lalu pedagang asongan itu mendekat, “ini uangnya," sambil menyodorkan selembar uang kertas berwarna ungu.
"Terima kasih!"
Setelah memberi kembalian, pedagang asongan tersebut pergi disitu, "minum dulu nih, Jas!" Irfan memberikan sebotol air, dan ia menerimanya. Saat Jasmin minum, air itu berhasil membuat dahaganya lepas, dan melarutkan rasa gugup di dadanya.
"Nah, itu dia!" Saat bus merapat ke halte, “itu jurusan bus, kamu kan?” Ujar Irfan.
“Makasih, ya? Bye! Sampai ketemu lagi.” Jasmine pamit dengan lengkung manis di bibir sambil naik, dan melambaikan tangan pada pemuda itu dari kaca dalam bis.
Bersambung ...
- Episode 4
- Episode 4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Gua bakal Seneng banget Klo Lu,
Meninggalkan Jejak Komentar Disini :)