Selasa, 14 April 2015

Halte, Hentian Cintaku" - Episode 4 - "Hari"

‪#‎MiniDrama‬
“Halte, Hentian Cintaku" - Episode 4 - "Hari"
by  Shamy  & irfan  ‪#‎GilaAksara‬
-----------------------------------------------
HARI
-----------------------------------------------
Saat Jasmine membaca kembali novel yang ia temukan. Memang jalan cerita novel itu hampir sama dengan pengalaman hidupnya. Tapi ironis pada akhir kisah cintanya tidak seindah novel tersebut. Cinta memang tidak mengenal tempat di mana ia hinggap. Seperti kisah novel ini, ‘Ada cinta di halte bis?’ judul picisan itu, menawarkan satu jawaban, ‘Iya’. Namun, jika ditanya indahkan akhir cinta itu? menawarkan dua pilihan, ‘Iya atau Tidak’. Jasmine tidak bisa muluk-muluk, kisah cinta tak semua indah seperti novel.
Kala itu, hari terus bergulir hari, hampir sebulan mereka kenal, Irfan dan Jasmine pun semakin akrab. Benih-benih cinta pun mulai tumbuh, terlihat dari pancaran mata keduanya, apalagi Jasmine yang ternyata menyimpan rasa sejak sore hujan itu di halte. Tetapi Jasmine semakin ke sini, semakin jaga jarak kepada Irfan, semenjak Aisyah menemuinya di kantin kampus.
"Jasmine boleh gue duduk?"
"Aisyah? Ya silahkan, Syah."
"Mine, gue mau tanya, lu ada rasa kan sama, Irfan?" tanya Aisyah pada intinya.
"Maksudnya?"
"Udah gini Mine, gak usah belagak pilon, gue mau nanya ama lu secara baik-baik, lu ada rasa sama Irfan?"
"Suka? Iya gue suka sama Irfan. Terus urusannya?"
"Mending lu lupain aja deh, karena gue lebih dahulu kenal Irfan dibandingkan lu, Mine!"
"Terus? kan kalian sahabatan?"
"Ya, mungkin sahabatan sih sekarang, tapi gue yakin kok, Irfan itu suka sama gue."
Dada Jasmine kemudian berdesir kencang. "Permisi Syah, gue mau cari materi skripsi dulu!” Jasmine lalu beranjak berdiri dan meninggalkan Aisyah sendiri. Setelah itu, ia terus jaga jarak dari Irfan, bahkan sudah hampir dua minggu Jasmine menjauh.
Irfan tengah berjalan sendiri di depan halaman kampus, kemudian melihat Jasmine. Namun, saat dia pun melihat juga ia langsung menghindar, di situ Irfan menjadi yakin jika wanita itu memang berusaha menjauhinya.
"Jasmine! Jaas! Jasmine!" teriak Irfan kemudian berlari menghampirinya.
"Maaf, Fan! Gue tadi nggak denger,” ucap Jasmine tanpa melihat wajah Irfan sama sekali.
Dalam hati Irfan penuh curiga pada sikapnya sekarang ini, "lu kenapa sih Jas? Gue ada salah?"
"Apaan sih, Fan! Nggak ada kok yang berubah, maklum minggu ini kan gue lagi sibuk-sibuk skripsi, Fan!"
"Oh, kalo gitu, ke kantin yuk?" ajak Irfan, tapi belum juga wanita itu sepakat, dengan cepat Irfan menarik tangannya ke kantin.
Saat di kantin, dengan ditemani dua gelas jus alpukat, Irfan tersenyum-senyum sambil menatap Jasmine yang sedang mencoret-coret bukunya.
"Kenapa sih, Fan? Senyam-senyum mulu? Ada yang lucu?"
"Nggak kok, Jas!" jawab Irfan kemudian memegang tangan Jasmine, "Jas gue mau ngomong sesuatu ama, Lu?"
"Lu nggak laper, Fan? Cuma minum aja!" Jasmine tidak menggubris perkataan Irfan.
"Nggak Jas!" jawab Irfan lagi, "Jas gue mau ngo ...."
Potong Jasmine, "eh liat deh baju Jas cowok ini, gue desain sendiri loh!" Memperlihatkan sketsa desain yang tadi iya gambar.
"Jaas~Miieeeen ...." ujar Irfan gemas.
"Irfaaan ...," timpal Jasmine.
"Jasmine!"
"Irfan!"
"Jas serius! Gue mau ngomong sesuatu,” ucap Irfan dengan tatapan dalam.
"Ini desain ‘tuxedo’ nanti lu pake ya, jika sudah jadi saat lu nikah, Fan!" Jasmine masih menunjukan desain jas itu, mencoba mengalihkan tatapan Irfan.
"Jasmine?" Irfan menyentuh jidatnya, "lu kenapa sih Jas, dengerin gue dulu! Siapa juga yang mau nikah?"
"Kan gue iseng-iseng aja, Fan!" balas Jasmine.
"Jasmine sebenernya gue ...."
Jasmine masih menginterupsi perkataan Irfan, "sebenernya lu mau curhat ya? Udah curhat aja!" sambil menoreh-noreh pensil pada kertas desainya.
"Gue suka ama lu!" celetuk Irfan.
Wanita di hadapannya terdiam sejenak, “gue cin ...,” lalu dia berdiri, "Jas lu kenapa?" tanya Irfan sebelum menyelesaikan perkataanya.
"Terima kasih ... tapi nggak bisa Fan! Gue udah jadian sama pacar gue semalam," ucap Jasmine dengan suara sedih.
"Haloo! boleh gabung?" Tiba-tiba Aisyah muncul di tengah-tengah mereka, kemudian Jasmine pergi meninggalkan mereka berdua. Di situ Irfan hanya bungkam dan terdiam, perasaannya tidak karuan.
Saat itu hari sudah gelap, malam di sebuah halte, tempat di mana saat mereka berkenalan. Jasmine berdiri sendiri sambil mengusap air yang berlinang di pipi dia tidak bisa menipu perasaannya, bahawa dia juga sebenarnya menyukai pemuda itu.
"Jasmine!" teriak Irfan berlari dengan menggunakan payung, yang saat itu pernah ia gunakan untuk memayungi Jasmine di sore ketika mereka berkenalan.
Ketika bus tiba, Jasmine seketika menaiki bus yang berhenti di depan nya, tanpa menghiraukan Irfan yang masih berlari menuju halte. Dan bus pun melaju meninggalkan pemuda itu.
Itulah sepenggal kisah penyesalan pertama yang Jasmine ingat. Perkataan Aisyah saat itu, membuatnya sadar memang dia wanita yang pantas mendapatkan cinta Irfan. Sambil membuka lembar demi lembar buku novel yang ditemukannya. Pilu lama yang dia sembunyikan, menyeruak dari relung-relung hati.
‘Ada cinta di halte bis?’ cover novel itu seakan bertanya pada Jasmine. “Iya, Ada!” ucap Jasmine, sambil mengusap air mata. Dia merasa rapuh kembali, rasa rindu yang dulu membuatnya menderita. Entah kenapa, menyapa lagi. Padahal selama empat tahun ini Jasmine terus mencoba untuk melupakan Irfan. Ada tanya dalam hatinya, “Tuhan kenapa kau, kembalikan dia kedalam pikiranku! Dia sudah bahagia dengan wanita lain di sana.”
***
Siang itu Jasmine bergegas ingin ke toko buku, mencari beberapa bahan untuk skripsinya.
"Mine, mau kemana?" tanya Shamy selaku kakak laki-laki Jasmine.
"Mau ke toko buku, Ka? Kakak gak kerja?"
"Nggak, Dek! Oh iya, kakak anterin boleh? Bosen liburan di rumah, kali-kali kakak jalan sama adeknya sendiri."
"Tapi Jasmine mau ke kampus dulu, Kak! Ngambil referensi di perpus.”
"Oh, nggak apa-apa. Kakak pengen tahu gimana kampus kamu!”
“Ya udah, ayok siap-siap!” ajak Jasmine.
Hari mulai terik, panas matahari saat itu berhasil menjatuhkan butir-butir keringat yang berjatuhan dari dagu Irfan, tapi semuanya menjadi lebih panas ketika Irfan melihat Jasmine bersama seorang pria. Jasmine juga melihat Irfan bersama Aisyah, dengan nakal tangan Aisyah merangkul lengan Irfan. Tak mau kalah Jasmine merangkul tangah Shamy, dan langsung bergegas menuju ke perpustakan.
"Itu pacarnya Jasmine? Manis juga!" Aisyah memanasi hati Irfan saat itu.
"Apaan sih, Syah, lepas deh." Irfan langsung mempercepat jalan menjauh dari sana.
"Irfan! Tungguin ih!"
***
Bersambung ...
KLIK - Episode 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gua bakal Seneng banget Klo Lu,
Meninggalkan Jejak Komentar Disini :)