Selasa, 14 April 2015

“Halte, Hentian Cintaku" - Episode 2 - "Hasrat"

#‎MiniDrama‬
“Halte, Hentian Cintaku" - Episode 2 - "Hasrat"
by Shamy&Irfan ‪#‎GilaAksara‬
-----------------------------------------------
HASRAT
-----------------------------------------------
Saat itu, angin semilir yang dibumbui hangat pagi, membuat beberapa mahasiwa betah duduk di tangga yang terletak di depan halaman kampus. Irfan juga sedang berada di sana tengah asik dengan gadgetnya, tampak gereget karena game balapan yang ia mainkan selalu saja kalah.
"Fan, boleh aku duduk?" tanya seorang wanita berjilbab berdiri di sampingnya.
"Oh Aisyah, silakan, Syah!" Irfan sempat menoleh, dan matanya tertuju kembali pada gadget.
Aisyah adalah sahabat Irfan, semenjak duduk di bangku SMK. Kedekatan mereka berdua sudah seperti saudara, Irfan sudah menganggap Aisah seperti adiknya sendiri. Meskipun mereka berbeda fakultas, tapi keduanya selalu bertemu bersama di kampus.
"Dari mana, Syah?" tanya Irfan, memecah keheningan.
"Dari perpus nih." Sambil menaruh novel cinta islami di pangkuannya.
"Tumben, ada tugas, ya?"
"Hem, bukan, makanya liat ini!” Aisyah menunjukkan novel yang dipinjamnya, sampai menutupi gadget Irfan, “emang kalau ke perpus, harus ada tugas aja? Aku bukan kamu ya, Fan," ledek Aisyah.
“Aaaahhh, Syah! Yah, jadi kalah lagikan!” kesal Irfan.
"Heh, fokus ngegame mulu, udah makan belum? Kantin yuk!" ajak Aisyah.
Irfan yang tengah fokus menatap gadgetnya tak mendengarkan apa yang Aisyah bicarakan, lalu Aisyah meletakan tangannya di tengah layar gadget sambil berkata, "Fan udah makan?" Irfan menggeleng pelan.
"Ya udah, ngantin yuk?"
"Game gue belum kelar ...."
Aisyah menarik gadget Irfan, kemudian menarik tangannya untuk berdiri, "game mah bisa nanti, Fan!"
Begitulah peringai Irfan jika sudah fokus, dia paling tidak bisa berpaling. Karakter Aisyah yang keibuan juga membuat dia selalu khawatir dengan sikap Irfan yang begitu, kadang pria itu selalu bertingkah kekanakan sampai Aisyah berperan seperti kakak perempuan yang perhatian. Namun, di lain hal, Irfan bisa menjadi pria yang begitu tangguh dan bijaksana, sehingga selalu menjadi tempat curahan Aisyah dalam setiap keluh-kesahnya. Keduanya saling melengkapi, seperti sepasang sepatu.
Mereka pun berjalan menuju kantin dengan canda jenaka Aisyah seperti biasa, tapi saat itu Irfan tidak terlalu serius menanggapi apa yang dikatakan Aisyah.
"Irfan, kamu tuh kenapa sih? Sakit?" tanya Aisah cemas.
"Nggak kok!" singkatnya.
"Terus kok beda?"
"Apa sih? kamu mah syah suka ngawir"
"Ngawur Fan!"
***
Dengan gaya simple casual namun menarik mata, Jasmine memakai jaket kulit coklat, dan sehelai syal melingkar di lehernya. Dengan rambut panjang yang dicepol ke belakang, dia berjalan membawa tas samping, sambil mengunyah permen karet. Sangat jelas terlihat style mahasiswi fashion begitu berbeda, mereka punya selera tata busana tersendiri untuk mengekspresikan karakter mereka. Saat melewati kantin, Jasmine melihat pemuda yang sebelumnya pernah ia temui di halte.
"Faan!" Teriak Jasmine kemudian berjalan mendekati Irfan.
"Jasmine? lu kuliah disini juga? Ambil jurusan apa?" tanya Irfan dengan mata berbinar.
"Iya! Hehe Design Fan, Fashion Design, kalo Lu?"
"Gue sih, di Teknik Informatika, Jas.”
"Wish ... mantep! Semester berapa, Fan?"
"Udah semester tua gue, lu Jas?"
"Sama donk gue juga, Oh iya jacket elu gimana?"
"Udah kapan-kapan aja, oh iya, Jas boleh tukeran nomor hape?"
“Ekheemm!!” Aisyah mendehem, memotong obrolan keduanya agar keberadaan ia tidak dilupakan.
“Eh, hai! Teman sekelas, Irfan? Aku Jasmine!” Sambil mengulurkan tangan, dengan senyum ramahnya.
“Aisyah! Bukan, aku dari fakultas Sastra,” jelas Aisyah.
“Sastra? It’s Cool! Eh ... eh ...” Jasmine, langsung duduk di meja mereka, menghadap Aisyah seperti tertarik mendengar Sastra, “eh, Syah, kamu suka baca novel, dan cerpen?”
“Iya, aku suka.”
“Tahu buku-buku Ernest Hemingway, gak? Ih, gue suka banget,”
“Ya ya ya! Aku juga suka banget!” balas Aisyah tak kalah antusias.
Bla bla bla ... mereka berdua seketika hanyut membicarakan sastra dan saling berbagi cerita novel yang mereka sukai. Luar biasa, Jasmine bisa begitu cepat beradaptasi dan membuat Aisyah ikut larut dalam keakraban, padahal keduanya baru saja kenal. Meskipun menggeluti fashion, Jasmine juga memiliki hasrat teerhadap buku, terutama membaca.
“Dan lu tahu, siapa lagi? Edgar Allan Poe, dia salah satu penulis favorit gue, soalnya cerita thriller dia dapet banget, Syah!” jelas Jasmine yang sejak tadi berceloteh soal buku dan pengarangnya kepada Aisyah.
Irfan sejak tadi hanya garuk-garuk kepala melihat kedua wanita itu asik sendiri, “Jas, boleh gue minta nomor ponselmu?” ucap Irfan mengkebiri percakapan keduanya.
Bersambung ...
- Episode 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gua bakal Seneng banget Klo Lu,
Meninggalkan Jejak Komentar Disini :)