Selasa, 27 Mei 2014
Cerpen Ternyata kau Telah lebih dulu Pergi
Karya Harist Irwinsyah
Siang itu angin begitu kencang menusuk kedalam tulang rusuk ku,,hujan yang sangat deras terus membasahi seluruh badan ku,namun aku tidak memperdulikan itu semua,aku tidak perduli berapa lama aku akan seperti ini.aku hanya terpaku di depan sebuah tumpukan tanah,yang terdapat taburan bunga,serta ada nya batu nisan yang bertuliskan sebuah nama,dan ternyata itu adalah nama sahabat lama ku,yang sejak 6 tahun yang lalu aku tidak pernah tau kabar nya.
* * *
Dina adalah sahabat lama ku waktu kecil,dulu kami sering bermain bersama,orang tua dina pun bersahabat dengan orang tua ku,aku menganggap dina sudah seperti kakak ku sendiri,saat aku sedih dia selalu bisa menghibur ku dan membuat ku tertawa,dan aku pun sebalik nya.Setiap aku pergi dina selalu turut pergi bersamaku,kami selalu menjaga satu sama lain.Dan kebetulan rumah ku tidak terlalu jauh dari rumah dina,saat masih di bangku dasar aku selalu berangkat sekolah bersama dina,meskipun kami tidak sekolah di sekolah yang sama.
Saat masuk SMP dina tidak tinggal lagi di Jakarta,karena orang tua nya di pindah tugaskan ke bandung,maka dia pun harus bersekolah di bandung. Rasa sedih ku rasakan,saat aku harus berpisah dengan dina, air mata ku tidak bisa berhenti menetes saat aku memeluk tubuh sahabat ku itu. Dina meyakinkan aku bahwa dia akan terus mengabari aku,dan dia juga meyakinkan aku bahwa persahabatan kita tidak akan berakhir sejauh apapun kita tinggal. Aku pun merelakan dina untuk berangkat ke bandung, perlahan mobil yang dinaiki dina dan keluarga nya pun beranjak pergi dari halaman rumah ku. Lambaian tangan dina pun semakin lama semakin jauh,jauh,jauh dan perlahan-lahan mulai menghilang.
Tiga bulan telah berlalu,semenjak dina pergi,hari-hari ku tidak seceria dulu,aku memang mempunyai teman-teman baru di sekolah dan rumah ku,tapi mereka semua tidak ada yang bisa seperti dina,aku sungguh merindukan sahabat kecil ku,ingin rasa nya aku ke bandung untuk menemui dina,tapi dina selalu melarang aku untuk menemui nya,dia selalu berkata”Aku mohon jangan temui aku dulu,aku ingin menguji persahabatan kita,jadi tunggu lah sampai kita lulus SMP,setelah itu aku janji akan menemui mu di tempat kita sering bermain sewaktu kecil”.Dina memang tidak pernah lupa untuk mengabari aku tentang keadaan nya disana,setiap hari dia selalu sms dan menelpon aku,aku sangat bahagia bila menerima sms atau telpon dari nya.
* * *
Hari-hari terus berlalu,tidak terasa waktu begitu cepat bergulir,tiga tahun sudah aku menjadi siswi SMP,dan tiga tahun sudah persahabatan ku dan dina diuji,dan selama tiga tahun itu juga aku menjalin hubungan dengan seorang pria yang bernama Dimas yang sangat aku sayangi.Dimas lah yang selalu menemani aku dikala aku kesepian,dan disaat aku sedang merindukan dina,dimas selalu meyakinkan aku bahwa aku akan bertemu dengan sahabat ku itu. Aku sangat bahagia,karena lusa aku akan pergi ke Bandung untuk menemui sahabat kecil ku.Aku pun telah mempersiapkan sebuah kado yang sangat special untuk sahabat ku,karena kita berjanji akan saling tukar-menukar kado saat kita bertemu.
Lusa telah tiba,26 Desember,itulah tanggal yang aku lingkari di kalender yang ada di sebelah meja belajar ku,tanggal itu adalah tanggal kesepakatan aku untuk bertemu dina.Pagi ini aku segera beranjak bangun dari tempat tidur,lalu segera mungkin aku mandi dan bersiap-siap karena jam 08.00 aku akan pergi ke Bandung bersama dimas.Jam telah menunjukan pukul 07.30,aku bergegas turun keruang tamu untuk menunggu Dimas dan berpamitan dengan orang tua ku.Selama aku menunggu Dimas,aku berusaha untuk menelpon Dina,tapi aku tidak mengerti mengapa selama 3 hari ini handphone dina tidak pernah bisa aku hubungi,tapi aku tidak mau sedih,karena aku yakin hari ini aku akan bertemu dengan dina.
Saat aku sedang berusaha menelpon dina,aku mendengar suara motor dimas,dan ternyata dimas telah berada di depan rumahku.Aku pun segera keluar untuk menemui Dimas dan orang tua ku juga turut keluar bersama ku.Tapi ada satu hal yang membuat ku bingung,saat aku ingin berpamitan dengan orang tua ku,orang tua ku berkata :
”Nak apapun yang akan kamu lihat disana,kamu harus bisa menerima nya,kamu harus yakin ini semua sudah jalan nya”.
Aku sungguh tidak mengerti apa maksud dari perkataan orang tua ku,tapi aku tidak membahas itu,karena yang ada dalam pikiran ku sekarang,hanya ingin bertemu dina sahabatku.
* * *
Jam menunjukkan pukul 11 siang,akhirnya aku sampai dikota Bandung,dan beberapa kilometer lagi aku akan sampai di rumah Dina.Betapa terkejut nya aku,karena saat aku sampai di depan rumah nya Dina,aku melihat banyak nya orang-orang di rumah nya dan ada beberapa bendera berwarna kuning di depan rumah nya,aku segera berlari masuk kedalam rumah dina.
Aku tidak bisa menahan air mata ku yg terus menetes,saat aku melihat sebuah tubuh terbaring kaku dengan ditutup kain putih dan di kelilingi orang banyak sambil membaca ayat-ayat al-quran,dan ternyata itu adalah tubuh dina sahabat ku.Aku terus menangis,menangis dan menangis karena aku tidak percaya Dina akan pergi.
Orang tua dina berusaha untuk membuat ku tenang,dan mereka menceritakan semua kepada ku,Ternyata sejak umur 5 tahun dina menderita penyakit kanker darah,tapi dia tidak pernah mau menceritakan itu semua kepada ku,karena dia tidak mau masa kanak-kanak nya di hiasi dengan kesedihan, dia selalu menutupi rasa sakit nya dengan canda tawa nya,dan ternyata dina pindah ke Bandung bukan karena orang tua nya di pindah tugas kan,tapi karena dina tidak mau aku sedih bila tau kenyataan yang sebenarnya. dina tidak mau membuat masa kecil ku tidak bahagia,maka dina selalu menutupi semua nya dari ku. Air mata ku semakin deras mengalir saat aku mendengar semua pernyataan orang tua dina, Dimas yang ikut mendampingi ku berusaha menenangkan aku,dan aku baru tahu ternyata orang tua ku telah terlebih dahulu mengetahui semua nya,tapi atas permohonan dina mereka juga menutupi nya dari ku.
Sungguh aku sangat kecewa,kenapa semua orang tega membohongi aku,kenapa semua nya harus dirahasiakan dari ku, apa aku tidak boleh merasakan apa yang sahabat ku rasakan. Orang tua dina berusaha untuk membuat ku mngerti kenapa mereka melakukan ini,Dimas pun turut menenangkan aku,akhirnya aku berusaha untuk bisa menerima penjelasan mereka.
Setelah orang tua dina menjelaskan semua, mereka memberikan aku sebuah surat yang ditinggalkan dina untuk ku yang bertuliskan tinta biru,,
"“Untuk sahabat ku,
maafkan aku jika saat kau membaca surat ini , aku tidak bisa ada di dekat mu lagi…
sungguh aku tidak pernah berniat untuk membohongi mu,aku hanya ingin masa kecil kita diwarnai dengan kebahagiaan bukan kesedihan.
Terima kasih karena kau telah membuat masa kanak-kanak ku berwarna.
aku melakukan ini untuk menguji persahabatan kita,dan aku ingin engkau bisa terbiasa bermain dan menghabiskan masa remaja mu tanpa aku,aku sangat bahagia bisa mempunyai sahabat kecil seperti mu.
Sahabatku ,aku mohon jaga orang tua ku,dan juga adik-adik ku.
aku juga menitipkan sebuah boneka kayu untuk mu,tolong jaga boneka itu,dan jadikan boneka itu pengganti diriku..
Dari Sahabatmu,
Dina ... "
♥ 7 Ayat-ayat Cinta yang Kekal Selamanya ♥
Sabda Rasulullah s.a.w :
"Barangsiapa yang hafal dan mengamalkan tujuh kalimah ini akan dimuliakan oleh Allah dan malaikat dan akan diampuni dosa-dosanya walau sebanyak buih dilautan..."
♥ 7 Ayat-ayat Cinta yang Kekal Selamanya ♥
1. Bismillahhirrahmannirahim:
pada tiap-tiap hendak melakukan sesuatu.
2. Alhamdulillah:
pada tiap-tiap habis melakukan sesuatu.
3. Astagfirullah:
jika tersilap mengatakan sesuatu yang buruk.
4. Insyaallah:
jika ingin melakukan sesuatu pada masa akan datang.
5. Lahaulawalaquatai llahbillah:
bila tidak dapat melakukan sesuatu yang agak berat atau melihat sesuatu yang buruk.
6. Innalillah:
jika menghadapi musibah atau melihat kematian.
7. Lailahaillallah:
bacalah sepanjang siang dan malam sebanyak-banyaknya. Amalkanlah selalu moga-moga kita tergolong dikalangan orang-orang yang terpilih olah Allah..
"Barangsiapa yang hafal dan mengamalkan tujuh kalimah ini akan dimuliakan oleh Allah dan malaikat dan akan diampuni dosa-dosanya walau sebanyak buih dilautan..."
♥ 7 Ayat-ayat Cinta yang Kekal Selamanya ♥
1. Bismillahhirrahmannirahim:
pada tiap-tiap hendak melakukan sesuatu.
2. Alhamdulillah:
pada tiap-tiap habis melakukan sesuatu.
3. Astagfirullah:
jika tersilap mengatakan sesuatu yang buruk.
4. Insyaallah:
jika ingin melakukan sesuatu pada masa akan datang.
5. Lahaulawalaquatai llahbillah:
bila tidak dapat melakukan sesuatu yang agak berat atau melihat sesuatu yang buruk.
6. Innalillah:
jika menghadapi musibah atau melihat kematian.
7. Lailahaillallah:
bacalah sepanjang siang dan malam sebanyak-banyaknya. Amalkanlah selalu moga-moga kita tergolong dikalangan orang-orang yang terpilih olah Allah..
The Legend of Korra

Ikhtisar alur cerita
Setelah berakhirnya Perang Seratus Tahun, Aang dan Zuko mengumpulkan orang-orang dari keempat negara bersama-sama dan mendirikan Republik Persatuan Bangsa-Bangsa, dengan ibukotanya, Kota Republik, sebuah kota metropolis raksasa yang berteknologi tinggi seperti mobil dan sepeda motor. Aang dan Katara dikaruniai tiga orang anak, yang termuda dari yang lainnya, Tenzin, satu-satunya pengendali udara dari tiga bersaudara. Sementara itu, Toph Beifong melakukan perjalanan secara ekstensif untuk mengajar metalbending. Setelah kematian Aang yang terjadi 53 tahun setelah petualangan di masa mudanya, lahirlah Avatar berikutnya, Korra, lahir di Suku Air Selatan.Pada saat ini, tujuh puluh tahun setelah berakhirnya Perang Seratus Tahun, Korra, seorang gadis keras kepala berusia tujuh belas tahun ini didorong untuk menyelesaikan pelatihan dan memenuhi perannya sebagai Avatar. Dia sudah menguasai pengendalian air, pengendalian bumi, dan pengendalian api saat itu. Pada awal seri, Korra memulai perjalanan ke Kota Republik dan memulai pelatihan pengendalian udaranya dengan Tenzin. Tenzin sendiri menikah dengan Pema. Dia memiliki dua anak perempuan, Jinora, seorang "kutu buku", dan Ikki, "motor-mulut", sementara Meelo, putra pertamanya, adalah putra satu-satunya sampai Episode 10, ketika Pema melahirkan anak laki-laki lain bernama Rohan.
Namun, pandangan Korra terhadap Kota Republik sangat berbeda dari asumsinya. Anti-benders yang disebut "Equalists", menentang seni pengendalian, menggunakan teknik chi-blokir untuk memajukan tujuan revolusi mereka, yang dipimpin oleh Amon. Korra harus melawan kejahatan yang sudah merajalela, dibantu oleh dua bersaudara, Mako, pengendali api, dan Bolin, seorang pengendali bumi. Dia juga bergabung dengan partner hewannya, Naga, dan Kepolisian Pengendali Metal Kota Republik, yang dipimpin oleh putri Toph, Lin Beifong.
Pengaruh
Seri ini akan berfokus kepada kehidupan Korra, wanita remaja yang berperan Protagonis dari Suku Air Selatan dan Inkarnasi dari Avatar abad ini. Ia memiliki sifat pemarah, mandiri dan siap menghadapi dunia. Sebagai Avatar, dia harus menguasai keempat elemen itu. Namun, ia belum menguasai Pengendalian Udara. Karakter yang diperankan ini terinspirasi dari Avatar Kyoshi, Avatar sebelum Avatar Roku. Untuk menghindari pengulangan kisah petualangan Aang, penciptanya menunjukkan tempat yang bernama Kota Republik, Kota penuh gaya metropolitan di mana semua orang dari seluruh bangsa menyatu baik Pengendali maupun non-pengendali yang hidup bersama. Konsep gambar kota diambil dari desain kota Shanghai pada tahun 1920 dan Hongkong, Manhattan serta Vancouver pada tahun 1930. Dalam serial ini, Korra harus belajar dari Master Tenzin, putra bungsu dari Avatar Aang dan Katara, dan bersaing dengan revolusi anti-pengendalian yang terjadi di Kota Republik.
Konflik yang banyak terjadi pada serial ini berasal dari Kelompok Anti-Pengendali, sekelompok orang yang tidak menyukai mereka-mereka yang mempunyai kemampuan mengendalikan unsur-unsur tertentu. Untuk menghormati penemuan Toph Beifong tentang Pengendalian Logam Metal, pencipta serial ini sengaja menghadirkan tokoh pemimpin Kepolisian Pengendali Logam Metal, yaitu Putri Toph sendiri. Olahraga yang paling populer di kota Republik adalah Pro-Bending, jenis olahraga yang melibatkan beberapa Pengendali sebagai Instruktur Pengendalian.
Proses Produksi

Proses produksinya sudah diumumkan di Comic Con-tahunan di San Diego pada 22 juli 2010. Saat ini, rangkaian animasi ini masih dalam proses produksi dan akan dirilis pada tahun 2012. Sebelumnya judulnya berjudul Avatar: Legenda Korra ber-episode 12, namun diubah untuk cerita 70 tahun setelah Avatar Aang, dan ditambah 14 episode menjadi 26 episode yang masing-masing akan ditayangkan pada 2 buku. Namun belakangan, pada Juli 2012, Nickelodeon secara gamblang meminta penciptanya untuk menjadikan serial ini berjumlah 52 episode dengan dibagi dalam 2 musim dan 4 buku sebagai alasan administratif. Setiap Musim akan dibagi dalam 2 Buku (Buku 1 [Udara]: 12 Episode, Buku 2 [Roh]:14 Episode, Buku 3: 13 Episode, Buku 4: 13 Episode). Judul dari mini-seri ini diganti karena lisensi judul film Avatar (2009), dan akhirnya The Last Airbender: Legenda Korra menjadi penggantinya.
Kisah ini tetap akan mengedepankan petualangan serta menyeimbangkan dengan tema-tema yang cenderung lebih dewasa dari serial sebelumnya. Soundtrack asli serial sebelumnya juga akan digunakan kembali diserial ini. Pengisi suara Zuko diserial sebelumnya, Dante Basco juga akan kembali diserial baru ini tentunya dengan suara yang berkarakter beda, begitu juga dengan pengisi suara Appa dan Momo, Dee Bradley Baker juga akan kembali mengisi suara hewan diserial animasi ini.
untuk lebih lengkap nya klik disini ...
untuk mendownload filmanimasi kora ini bisa kunjungi blog irfan temen gue klik disini
terima kasih telah membaca
sumber :wikipedia
Sabtu, 24 Mei 2014
Persahabatan Yang Mati (by shamy) PUISI
ini persahatan Yang Mati
mati karena kebodohan dan keegoisan..
Kebodohan dan Keegoisan ku,,
keegoisan yang tak termaaf kan,,
Kebodohan yang membuat semuanya hancur
Kebodohan dan Keegoisan ku,,
keegoisan yang tak termaaf kan,,
Kebodohan yang membuat semuanya hancur
Aku benci diriku .!
Aku benci mereka !
Aku bencii dia dan teman"nya...
Aku tidak tau kapan awal aku mengenalnya
Aku tidak tau mengapa aku bisa akrab dan bersahabat dengan nya
Bercanda ,suka n duka dengannya
Ini Persahabatan Yang Mati
Jiak semua begini lebih baik tidak perlu mengenal sebelumnya.
Tapi semua sudah terlanjur ,takdirku menuntut untuk mengenalnya
Walau hanya sesaat yang cukup lama..
Ini Persahabatan Yang Mati
Biar lah aku tentukan nasipku
Biar lah aku tentukan hidupku
Bosani aku aku sebagai parasit hidupmu
Diam kan aku di setiap ocehan ku,,
Lupakan aku di setiap memori mu ..
jika bagi mu aku hanya membebani setiap hari cerah mu...
Semuanya telah usai disini ,di Puisi ini
biarlah yang berlalu tetap berlalu menyimpan banyak manis pahitnya kenangan ,,,
Aku bencii dia dan teman"nya...
Aku tidak tau kapan awal aku mengenalnya
Aku tidak tau mengapa aku bisa akrab dan bersahabat dengan nya
Bercanda ,suka n duka dengannya
Ini Persahabatan Yang Mati
Jiak semua begini lebih baik tidak perlu mengenal sebelumnya.
Tapi semua sudah terlanjur ,takdirku menuntut untuk mengenalnya
Walau hanya sesaat yang cukup lama..
Ini Persahabatan Yang Mati
Biar lah aku tentukan nasipku
Biar lah aku tentukan hidupku
Bosani aku aku sebagai parasit hidupmu
Diam kan aku di setiap ocehan ku,,
Lupakan aku di setiap memori mu ..
jika bagi mu aku hanya membebani setiap hari cerah mu...
Semuanya telah usai disini ,di Puisi ini
biarlah yang berlalu tetap berlalu menyimpan banyak manis pahitnya kenangan ,,,
Snow White (funny) * cerita lucu *
Pada suatu hari ketika musim salju, seorang ratu sedang menjahit dan tanpa sengaja jarinya terkena jarum dan berdarah.“Yee, orang aku pakai mesin jahit kok…”
Tiba-tiba mesin jahitnya meledak! Bunyinya BUM! Ruangan sang ratu menjahit hancur berkeping-keping, mesin jahit itu hancur lebur, ruangan-ruangan di sebelahnya rusak parah, saluran listrik, air, gas, telpon, internet, satelit, dan eee… sambungan telpon dengan benang, semuanya nonaktif. Bisa dibayangkan dong gimana keadaan sang ratu… Jari sang ratu terkena jarum dan berdarah.
…
Sang ratu melihat tetesan darah yang terjatuh di atas salju putih.
“Seandainya saja aku memiliki anak perempuan yang seputih salju, semerah darah, dan sehitam bingkai jendela itu.”
…
Disana nggak ada bingkai jendela, sungguh.
Beberapa tahun kemudian sang ratu melahirkan anak perempuan yang sesuai keinginannya. Kulitnya hitam, matanya merah, dan rambutnya putih.
…
Sang ratu nggak ingin anak seperti itu, jadi kelahiran anaknya tadi dibatalkan. Kemudian ia menggambarkan gambar anak yang diinginkannya, berkulit putih kemerahan dan berambut hitam seperti bingkai jendela itu.
…
Bingkai jendela yang mana sih?
Sang ratu kemudian menyerahkan draft itu ke desainer dan kemudian desainer menyerahkan pada dokter. Sang ratu melahirkan anak sesuai keinginannya, dan anak itu dinamai Snow White. Tidak lama kemudian sang ratu meninggal, kematiannya dimungkinkan karena keracunan, sebab ditemukan zat pewarna putih, hitam, dan merah di rahimnya. Hitamnya seperti bingkai jendela itu.
…
Bingkai yang di dekat vas itu bukan?
Sang raja yang mengetahui kematian istri yang sangat dicintainya sepenuh hati shock berat, karena itulah ia menikah lagi dengan wanita cantik yang ia pilih dari seluruh penjuru dunia, saking shocknya.
Meskipun cantik, wanita itu agak aneh. Ia sering bicara sendiri dengan cermin, padahal di kerajaan nggak ada cermin. Karena itu ia mendatangi toko cermin.
“Mas, ada cermin yang enak diajak omong nggak?”
Penjual cermin berpikir, dia ini pasti ratu talking-to-mirror-mirror-hanging-on-the-wall-you-do-not-have-to-tell-me-who-is-the-biggest-fool-of-all yang dinikahi raja. Tapi bagaimanapun juga ia sangat menghormati raja.
“Hei, ratu bodoh! Kalau mau cermin ke belakang sana! Apa?! Gitu aja minta diantar?! Manja!”
Ratu sangat terkejut, ia menangis…
“Ternyata ada juga yang tahu kalau aku ini bodoh, aku sangat terharu…”
Ratu baru itu kemudian tiba di ruangan penuh cermin. Ia mengajak salah satu cermin bicara.
“Cermin-cermin di dinding, siapakah gadis yang paling cantik?”
Cermin itu kemudian menjawab.
“Hei, siapa yang kamu maksud? Aku?”
“Yaaa… Iyalaaah…”
“Kalau gitu jangan pakai jamak, dasar ratu bodoh!”
“Wah kamu juga tahu kalau aku bodoh! (senang) Baiklah, cermin di dinding, siapakah wanita yang paling cantik?”
“Tergantung…”
“Tergantung?”
“Kamu sudah melakukan hal itu dengan raja belum?”
“Hal itu? Hal yang… Itu? I… tu… Eh, gimana yaaa… Belum…”
“Heh (menyindir), dasar anak-anak.”
“Apa maksudmu?!”
“Kamu nggak tahu ya? Aku dengan istriku sudah melakukan itu puluhan kali.”
“Puluhan kali? Melakukan apa? Gimana?”
“Sudah ah, aku nggak mau menanggapi anak kecil. Bye.”
“…”
Ratu baru itu masih agak bingung. Ia pun memilih cermin lain.
“Cermin, apakah aku paling cantik?”
“Tidak.”
“Apa aku cantik?”
“Tidak.”
“Apa aku cantik?!”
“Tidak.”
“Apa kamu bisa berbicara yang lain selain tidak?!”
“Coba lagi.”
“Apa aku cantik?”
“Tidak.”
“…”
Ratu itu merasa pernah melihat hal yang sama di acara televisi kerajaan.
Ratu itu pun pasrah dan meninggalkan toko. Seketika ia kembali ia dibelikan cermin oleh raja. Ia senang dan mulai mengajak cermin itu bicara.
“Oh cermin yang tergantung di dinding, siapakah wanita yang paling cantik?”
“Thou, O Queen, art the fairiest of all!”
Ratu itu tidak tahu bahasa asing, tapi ia sangat senang karena ia baru kali ini mendengar cermin berbicara. Raja yang mengetahui itupun jadi senang.
“Ternyata ia memang suka dengan cermin talking-only-thou-punctuation-o-queen-punctuation-art-the-fairiest-of-all-exclamation yang kubelikan.”
Tetapi hal itu tidak lama, tujuh tahun setelah itu (itu lama yo…) Snow White telah menjadi gadis kecil yang cantik. Kulitnya yang putih kemerahan menjadi sangat indah, dan rambutnya yang hitam menjadi sangat menyerupai bingkai jendela itu.
…
Kalau bukan yang di dekat vas berarti yang mana?
Ketika ratu baru (sudah tujuh tahun, sudah lama berarti) itu mencoba berkata pada cermin, ia terkejut.
“Oh cermin yang tergantung di dinding, siapakah wanita yang paling cantik?”
“Thou art fairer than all who are here, Lady Queen. But more beautiful still is Snow-white, as I ween.”
“Apa?! Mengapa bicaramu berganti jadi panjang? Pendek aja aku nggak ngerti!”
Raja yang mengetahui hal itu cukup kecewa juga.
“Kenapa ia tidak suka dengan cermin talking-only-thou-art-fairier-than-all-who-are-here-punctuation-lady-queen-full-stop-but-more-beautiful-still-is-sno-white-punctuation-as-i-ween-full-stop yang baru? Padahal cermin itu lebih mahal?”
Ratu menjadi marah kepada Snow White karena namanya disebut di cermin. Ia pun menyuruh assasin untuk membunuh Snow White dan membawa hatinya sebagai bukti.
“Hei, ass! bunuh Snow White dan bawa kesini hatinya.”
“Kok aku dipanggil ass, sih? Ya udah, nggak papa, nggak ada yang senang kalau aku hidup.”
Assasin itu pergi dengan langkah lemas.
Tidak butuh waktu lama untuk assasin menemukan Snow White, Snow White berada di depan pintu kamar ratu.
“Hai, asin! Mau nemuin mama ya?”
“Mengapa sekarang aku dipanggil asin? Nasibku…”
“Kenapa, asin?”
“Nggak papa, kalau gitu aku nemuin mamamu dulu ya…”
“Oke deh kalau gitu…”
Assasin kembali ke kamar ratu.
“Ratu mencari saya? Atau saya mencari ratu?”
“Lho, udah kembali kamu. Gimana ass? Udah dapet hatinya Snow White?”
“Eh, hati? Hati… Oh! Err… Anu…”
“Wow! Apakah bola yang kamu pegang itu hatinya Snow White? Bagus sekali kerjamu. Nanti bayarannya kukirim ke rekeningmu.”
Assasin itu heran juga, ratu kan tahu kalau ini bola? Tapi nggak papa lah, setidaknya ia nggak jadi membunuh seseorang, ia takut dosa.
Tiba-tiba Snow White masuk kamar ratu.
“Mama, Snow White mau main dulu ya…”
“Baiklah, Snow. Hati-hati ya…”
“Dah mama…”
“Dah Snow…”
Assasin yang melihat itu heran, kayaknya ada sesuatu yang… Sudahlah.
…
…
…
Kok habis?
Lho, katanya sudahlah, ya sudah, sudah habis.
…
Yaaa… Nggak bisa gitu lah.
Kemudian Snow White yang kesepian di hutan kebingungan.
Kok Snow White bisa di hutan? Sebelumnya dia kan di istana?
…
Kemudian Snow White yang kesepian di istana kebingungan.
DI istana kok kesepian? Ramai ah.
…
Kemudian Snow White yang tidak kesepian di istana kebingungan.
Nggak kesepian kok kebingungan?
…
Kemudian Snow White yang tidak kesepian di istana tidak kebingungan.
Kalau nggak kebingungan ngapain?
…
Kemudian Snow White kebingungan bagaimana bisa dia yang sebelumnya berada di istana yang tidak sepi jadi tidak membuatnya kebingungan tiba-tiba berada di hutan yang sepi yang membuatnya lebih bingung lagi.
…
Hari sudah semakin sore, Snow White yang tersesat di hutan kebingungan, dia terus berlari.
“Bagaimana ini, hari semakin sore, garis finisnya masih tidak kelihatan…”
Setelah lama dia melihat kotej yang ukurannya kecil, kotej itu sangat kecil sehingga semua perabotannya ditaruh di luar. Disana ada meja yang diatasnya ada 7 piring kecil dengan warna berbeda-beda, ada merah, merah kemerahan, merah kemerah-merahan, merah berbintik merah, merah bergaris merah, putih berlapis merah, dan hitam yang dicat merah. Di atas piring itu hanya ada tepung, tepung, dan tepung.
“Apaan sih ini? Semua piring kok isinya tepung? Nggak ada sendok lagi, adanya sumpit.”
Bagaimanapun juga, karena ia kelaparan semua tepung itu dimakannya (dengan sumpit). Kemudian ia tertidur karena makan puding rasa obat tidur.
Tiba-tiba ada 7 kurcaci yang kelihatannya habis pulang bekerja. Mereka kaget ketika membuka pintu kotejnya.
Kurcaci pertama bertanya, “Siapa yang duduk di kursiku?”, ia bertanya sambil duduk di kursinya.
Kurcaci kedua, “Siapa yang makan di atas piringku?”, ia bertanya sambil kebingungan mencari piringnya.
Kurcaci ketiga, “Siapa yang memakan rotiku?”, ia bertanya sambil makan roti.
Kurcaci keempat, “Siapa yang memakan sayurku?”, ketika ia melihat kurcaci ketiga makan roti ia meralatnya, “Siapa yang memakan rotiku?”
Kurcaci kelima, “Siapa yang menggunakan garpuku?” … “Kapan aku punya garpu?”
Kurcaci keenam, “Siapa yang memotong dengan pisauku?”, ia bertanya sambil menggesek-gesekkan pisaunya ke tangannya, “Aduh!”
Kurcaci ketujuh, “Siapa yang minum menggunakan mugku?” … “Jangan dijawab! Aku tidak bertanya padamu!”
Kemudian ketujuh kurcaci itu tersadar, di dalam kotejnya kan nggak ada apa-apa…
Kayaknya mereka kurang tidur, ketika mereka menuju tempat tidur, mereka kaget.
“Siapa yang habis tidur di tempat tidurku?” Kurcaci pertama bertanya.
“Bukan, bukan aku!” Kurcaci kedua menyangkal.
“Siapa yang bertanya padamu?” Kurcaci ketiga bertanya.
“Bagaimana kamu bisa tahu kurcaci pertama tidak bertanya pada kurcaci kedua?” Kurcaci keempat bertanya.
“Kenapa sampai sekarang aku nggak punya tempat tidur?” Kurcaci kelima bertanya.
“Tempat tidur? Apa itu tempat tidur?” Kurcaci keenam bertanya.
“Hei, ada yang tidur di tempat tidurku!” Kurcaci ketujuh tidak bertanya.
Keenam kurcaci lain melihat tempat tidur kurcaci ketujuh, disana ia melihat ada seorang gadis yang tertidur pulas.
“Lihatlah, cantiknya gadis itu!” Kurcaci pertama berkata.
“Iya, cantik.” Kurcaci kedua mengiyakan.
“He! Ojok mbebek ae kon! (Hai! Jangan mengangsa saja kau!)” Kurcaci ketiga menghardiknas.
“Apa? Aku cantik?” Kurcaci keempat bertanya pertanyaan retoris.
“Kamu bukan gadis yoo…” Kurcaci kelima mengklarifikasi.
“Diam, diam, nanti gadis itu bangun, kasihan dia.” Kurcaci keenam menasehati teman-temannya.
“Aku harus ngomong apa ya?” Kurcaci ketujuh bingung.
Ketujuh kurcaci tersebut kemudian tertidur pulas di kasur masing-masing.
“Hei, aku harus tidur dimana?” Kurcaci ketujuh akhirnya tahu apa yang harus dikatakan.
Esoknya, Snow White terbangun dan kaget melihat kurcaci.
“Hai, aku kaget lho…”
Ketujuh kurcaci tersebut ikutan terbangun.
“Ah”, “rupanya”, “kamu”, “sudah”, “terbangun”, “dari”, “tidurmu.” (kata-kata tersebut diucapkan secara berurutan oleh kurcaci)
“Kalian pemilik kotej ya? Maafkan aku, aku telah memakan semua tepung kalian… Tapi kalian kok makannya tepung?”
1. “Ah itu… Nggak papa… Nggak tahu juga, setelah kami memberikan makanan ternak, menyiram sayuran, atau mengambil hasil panen, warga memberi kami tepung…”
2. “Iya, habis murah kayaknya…”
3. “Baca guide dari mana sih?
4. “Iya, padahal nggak enak…”
5. “Kadang-kadang mereka juga datang siang-siang…”
6. “Minta relaxation tea leaves lagi.”
7. “Iya, budum.”
… Budum?
7. “Ah iya, kok aku bisa ngomong budum ya?”
“Sebenarnya nggak tahu kenapa aku bisa ada di hutan ini, aku nggak tahu jalan pulang. Boleh aku tinggal disini?”
“Asalkan kamu bisa mengurus rumah”, “masak”, “membersihkan tempat tidur”, “cuci baju”, “menjahit”, “menyulam”, “dan membersihkan rumah, kami bisa menerimamu.”
“Ah, aku bisa, tenang saja.”
“Baiklah kalau begitu.” Kurcaci manapun yang ngomong nggak penting.
Esoknya, ketika kurcaci itu pulang dari membantu pertanian warga…
Bukan warga sih, tepatnya seseorang yang memakai topi biru dan tas ransel kuning…
….
Hei, pekerjaan kurcaci itu bertambang tahu!
Sudahlah, ketika mereka pulang mereka melihat rumah mereka (masih) berantakan.
“Snow White! Mengapa semuanya masih berantakan?”
“Hah? Memang dari tadi gitu kok…”
“Bukannya kamu harus membereskan rumah?”
“Hah? Kenapa harus aku?”
“Kan perjanjiannya gitu, kamu harus bersihin rumah untuk tinggal disini…”
“Hah? Bukannya kalian bilang asalkan aku bisa mengurus rumah dan lain-lain? Aku bisa kok, tapi kenapa juga aku harus mengerjakannya untuk kalian?”
“Eee… Bila kau bilang seperti itu benar juga…”
Kemudian kurcaci-kurcaci itu menyesal tidak bisa meralat apa yang telah dituliskan pada cerita ini karena mereka nggak memiliki hak akses administrator.
Dari hutan kita beralih ke istana raja. Ratu senang karena kali ini cermin yang dimilikinya berbahasa Indonesia.
“Oh cermin yang tergantung di dinding, siapakah wanita yang paling cantik?”
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
“Terima kasih cermin, kalau yang paling ganteng?”
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
“Kok… Kalau yang paling jelek?”
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
“… Paling idiot?”
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
“Apa maksudnya semua ini?! Ini semua pasti gara-gara Snow White masih hidup dan bersembunyi di hutan! Aku akan membunuhnya sekarang juga!”
Kemarahan ratu sangat memuncak, ia pergi ke rumah penyihir dan mencari cara untuk membunuh Snow White.
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
…
Ratu mendapatkan cara untuk membunuh Snow White dari penyihir yang ia temui di perempatan dekat pasar. Ia menyamar sebagai pedagang keliling dan menjual kalung ke Snow White.
“Wahai gadis yang cantik, maukah kau membeli kalung ini?”
“Kalung yang cantik sekali ya mama, eh, pedagang keliling. Aku beli deh.”
“Baiklah, akan kukenakan kalung ini ke lehermu.”
Ratu memakaikan kalung itu ke Snow White. Karena ingin membunuhnya, Ratu mencekik leher Snow White dengan itu. Snow White pingsan dan Ratu kabur kembali ke istana.
Snow White terbangun, “Dasar penjual aneh, masa kalung diikatkan ke tangan sih? Ngikatnya keras lagi, untung nggak di leher, bisa bahaya tuh.”
Snow White kemudian kembali ke rumah kurcaci dengan darah mengucur deras dari nadinya.
Ratu kemudian bertanya lagi pada cermin.
“Oh cermin yang tergantung di dinding, siapakah wanita yang paling cantik?”
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
“Apa?! Snow White masih hidup!? Kurang ajar! Sekarang pasti akan kubunuh dia!”
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
Kemudian ratu menyamar menjadi seorang nenek dan menjual sisir beracun ke Snow White.
“Wahai gadis yang berambut bagus, mau sisir?”
“Boleh juga mama, eh, pedagang keliling, eh, nenek penjual sisir.”
Ratu kemudian menyisir rambut Snow White dengan sisir itu.
Sesaat kemudian Snow White pingsan. Ratu kembali ke istana dengan perasaan senang.
Snow White terbangun, “Dasar nenek, kok yang disisir rambut yang lain sih (yang mana?). Aku sampai pingsan karena geli.”
Snow White kemudian kembali ke rumah kurcaci.
Tunggu, pada adegan tadi rambut bagian mana yang disisir?
Di istana Ratu bertanya lagi pada cermin, tapi sebelumnya ia haus.
“Pelayan, ambilin minum dong!”
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
“Apa?! Masih belum mati!? Argh! Sekarang pasti!”
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
Pelayan datang tapi ratu keburu pergi.
“Lho, kemana sang ratu?”
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
Kemudian ratu menyamar menjadi seorang nenek, kali ini jualan apel beracun.
“Mau?”
“SMS sesama operator masih gratis? SMS ke operator lain 100 rupiah? Eh, bukan ya…”
“Duh, jangan iklan dong. Apel nih, mau nggak?”
“Mau dong mama, eh, pedagang keliling, eh, nenek penjual sisir, eh, nenek penjual apel.”
Snow White kemudian memakan apel itu. Tidak lama kemudian dia pingsan.
“Hahaha, yang ini pasti mujarab. Kembali dulu ah.”
Kali ini berbeda, Snow White tidak bangun-bangun.
Para kurcaci yang baru pulang kaget, mereka kira Snow White mati dan meletakkannya di peti kaca.
Lho, nggak dipastikan dulu? Siapa tahu masih hidup?
“Nggak mau ah, dia cuma ngerepotin mas… Kalau masih hidup beneran gimana? Repot kan? Mas sih enak, cuma jadi narator, ngomong doang.”
… Duh, aku sih pinginnya jadi cermin yang cuma bisa ngomong “Tentu saja anda, wahai ratu.” itu…
Sudah lama Snow White tersimpan di lemari es… Eh bukan ya? Peti kaca ding.
Dia tidak terlihat seperti seseorang yang telah meninggal. Dia tetap seputih salju, semerah darah, dan rambutnya sehitam bingkai jendela itu.
…
Jangan-jangan bingkai di tempat lain…
Suatu hari pangeran kerajaan tetangga tiba di hutan tempat kurcaci-kurcaci itu, dia kebingungan juga kok bisa tiba-tiba ada disana.
Ia melihat peti kaca Snow White dan tertarik untuk membawanya. Ia membaca tulisan emas di peti itu.
“Dijual cepat, 10 ribu bisa nego.”
Pangeran itu membeli peti Snow White, dengan nego dulu tentunya. Sebenarnya para kurcaci merasa berat dengan kepergian Snow White itu.
“Ya jelas berat, kita disuruh mengangkat peti ini sampai kerajaan. Dasar pangeran pelit.”
Tiba-tiba ditengah jalan peti itu terjatuh karena dibuang oleh para kurcaci.
… Itu sih bukan terjatuh namanya.
“Berat tahu! Kamu kan nggak bayar biaya pengantaran. Udah ah, kami mau pesta teh, musim semi nih!”
“Tunggu dulu! Terus bagaimana aku bisa membawanya?”
Peti yang jatuh itu terbuka dan Snow White terjatuh. Dari mulutnya keluar potongan apel beracun itu.
“Aduh sayang nih!”
Snow White memakan kembali apel itu. Kali ini baru racunnya bekerja, tadi sih Snow White bukan pingsan, tapi tidur.
“Lho kok pingsan lagi?”
Pangeran tersebut menggendong Snow White sampai ke kerajaannya. Sampai di kerajaan, Snow White terbangun.
“Terima kasih tumpangannya.”
“Lho? Jadi kamu tadi tidak pingsan ya?”
“Kenapa aku harus pingsan? Kamu pingin aku pingsan ya?”
Kemudian Snow White pingsan. Ratu kerajaan itu tidak sengaja melihatnya.
“Anakku! Apa yang kau lakukan pada gadis itu? Kamu telah menghamilinya ya?!”
“Apa?! Kalau begitu maafkan aku ibu! Aku akan bertanggung jawab!”
Kemudian Snow White dan pangeran itu akan dinikahkan.
Di lain tempat, ratu yang lain sedang berbicara pada cermin.
“Oh cermin yang tergantung di dinding, siapakah wanita yang paling cantik?”
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
“Apa!? Snow White menikah dengan pangeran kerajaan lain?! Kurang ajar, masih hidup saja dia!”
Ratu pergi ke kerajaan tetangga dengan amarah yang memuncak.
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
…
Sesampainya di kerajaan tetangga, ratu (mama Snow White, tapi bukan manajernya kayak yang di suatu acara TV) melihat pernikahan Snow White dengan pangeran kerajaan itu. Ia mendekati Snow White dan akan mengucapkan mantera kutukan.
“Snow White! Ternyata kau ada di sini!”
“Pedagang keliling, eh, nenek penjual sisir, eh, nenek penjual apel, eh, Mama?!”
“Snow White… Mama selalu mendoakanmu, nak. Semoga kamu berbahagia dengan pangeran ini.”
“Mama… Terima kasih banyak.”
“Ratu, maafkan aku yang telah lancang menikahi Snow White. Aku telah menghamilinya…”
“Sudahlah, tidak apa-apa. Aku menunggu cucu pertamaku.”
“Mama?! Jadi mama tidak marah?! Mama memang mamaku yang paling baik!”
“Terima kasih bibi!”
Mereka semua bahagia, termasuk semua warga yang menghadiri pernikahan mereka.
Kalau bisa dibuat bahagia, mengapa memilih ending yang harus-ada-yang-mati?
Dan tidak jauh dari tempat pernikahan itu… Akhirnya… Aku melihat bingkai jendela yang berwarna hitam itu.
Tiba-tiba mesin jahitnya meledak! Bunyinya BUM! Ruangan sang ratu menjahit hancur berkeping-keping, mesin jahit itu hancur lebur, ruangan-ruangan di sebelahnya rusak parah, saluran listrik, air, gas, telpon, internet, satelit, dan eee… sambungan telpon dengan benang, semuanya nonaktif. Bisa dibayangkan dong gimana keadaan sang ratu… Jari sang ratu terkena jarum dan berdarah.
…
Sang ratu melihat tetesan darah yang terjatuh di atas salju putih.
“Seandainya saja aku memiliki anak perempuan yang seputih salju, semerah darah, dan sehitam bingkai jendela itu.”
…
Disana nggak ada bingkai jendela, sungguh.
Beberapa tahun kemudian sang ratu melahirkan anak perempuan yang sesuai keinginannya. Kulitnya hitam, matanya merah, dan rambutnya putih.
…
Sang ratu nggak ingin anak seperti itu, jadi kelahiran anaknya tadi dibatalkan. Kemudian ia menggambarkan gambar anak yang diinginkannya, berkulit putih kemerahan dan berambut hitam seperti bingkai jendela itu.
…
Bingkai jendela yang mana sih?
Sang ratu kemudian menyerahkan draft itu ke desainer dan kemudian desainer menyerahkan pada dokter. Sang ratu melahirkan anak sesuai keinginannya, dan anak itu dinamai Snow White. Tidak lama kemudian sang ratu meninggal, kematiannya dimungkinkan karena keracunan, sebab ditemukan zat pewarna putih, hitam, dan merah di rahimnya. Hitamnya seperti bingkai jendela itu.
…
Bingkai yang di dekat vas itu bukan?
Sang raja yang mengetahui kematian istri yang sangat dicintainya sepenuh hati shock berat, karena itulah ia menikah lagi dengan wanita cantik yang ia pilih dari seluruh penjuru dunia, saking shocknya.
Meskipun cantik, wanita itu agak aneh. Ia sering bicara sendiri dengan cermin, padahal di kerajaan nggak ada cermin. Karena itu ia mendatangi toko cermin.
“Mas, ada cermin yang enak diajak omong nggak?”
Penjual cermin berpikir, dia ini pasti ratu talking-to-mirror-mirror-hanging-on-the-wall-you-do-not-have-to-tell-me-who-is-the-biggest-fool-of-all yang dinikahi raja. Tapi bagaimanapun juga ia sangat menghormati raja.
“Hei, ratu bodoh! Kalau mau cermin ke belakang sana! Apa?! Gitu aja minta diantar?! Manja!”
Ratu sangat terkejut, ia menangis…
“Ternyata ada juga yang tahu kalau aku ini bodoh, aku sangat terharu…”
Ratu baru itu kemudian tiba di ruangan penuh cermin. Ia mengajak salah satu cermin bicara.
“Cermin-cermin di dinding, siapakah gadis yang paling cantik?”
Cermin itu kemudian menjawab.
“Hei, siapa yang kamu maksud? Aku?”
“Yaaa… Iyalaaah…”
“Kalau gitu jangan pakai jamak, dasar ratu bodoh!”
“Wah kamu juga tahu kalau aku bodoh! (senang) Baiklah, cermin di dinding, siapakah wanita yang paling cantik?”
“Tergantung…”
“Tergantung?”
“Kamu sudah melakukan hal itu dengan raja belum?”
“Hal itu? Hal yang… Itu? I… tu… Eh, gimana yaaa… Belum…”
“Heh (menyindir), dasar anak-anak.”
“Apa maksudmu?!”
“Kamu nggak tahu ya? Aku dengan istriku sudah melakukan itu puluhan kali.”
“Puluhan kali? Melakukan apa? Gimana?”
“Sudah ah, aku nggak mau menanggapi anak kecil. Bye.”
“…”
Ratu baru itu masih agak bingung. Ia pun memilih cermin lain.
“Cermin, apakah aku paling cantik?”
“Tidak.”
“Apa aku cantik?”
“Tidak.”
“Apa aku cantik?!”
“Tidak.”
“Apa kamu bisa berbicara yang lain selain tidak?!”
“Coba lagi.”
“Apa aku cantik?”
“Tidak.”
“…”
Ratu itu merasa pernah melihat hal yang sama di acara televisi kerajaan.
Ratu itu pun pasrah dan meninggalkan toko. Seketika ia kembali ia dibelikan cermin oleh raja. Ia senang dan mulai mengajak cermin itu bicara.
“Oh cermin yang tergantung di dinding, siapakah wanita yang paling cantik?”
“Thou, O Queen, art the fairiest of all!”
Ratu itu tidak tahu bahasa asing, tapi ia sangat senang karena ia baru kali ini mendengar cermin berbicara. Raja yang mengetahui itupun jadi senang.
“Ternyata ia memang suka dengan cermin talking-only-thou-punctuation-o-queen-punctuation-art-the-fairiest-of-all-exclamation yang kubelikan.”
Tetapi hal itu tidak lama, tujuh tahun setelah itu (itu lama yo…) Snow White telah menjadi gadis kecil yang cantik. Kulitnya yang putih kemerahan menjadi sangat indah, dan rambutnya yang hitam menjadi sangat menyerupai bingkai jendela itu.
…
Kalau bukan yang di dekat vas berarti yang mana?
Ketika ratu baru (sudah tujuh tahun, sudah lama berarti) itu mencoba berkata pada cermin, ia terkejut.
“Oh cermin yang tergantung di dinding, siapakah wanita yang paling cantik?”
“Thou art fairer than all who are here, Lady Queen. But more beautiful still is Snow-white, as I ween.”
“Apa?! Mengapa bicaramu berganti jadi panjang? Pendek aja aku nggak ngerti!”
Raja yang mengetahui hal itu cukup kecewa juga.
“Kenapa ia tidak suka dengan cermin talking-only-thou-art-fairier-than-all-who-are-here-punctuation-lady-queen-full-stop-but-more-beautiful-still-is-sno-white-punctuation-as-i-ween-full-stop yang baru? Padahal cermin itu lebih mahal?”
Ratu menjadi marah kepada Snow White karena namanya disebut di cermin. Ia pun menyuruh assasin untuk membunuh Snow White dan membawa hatinya sebagai bukti.
“Hei, ass! bunuh Snow White dan bawa kesini hatinya.”
“Kok aku dipanggil ass, sih? Ya udah, nggak papa, nggak ada yang senang kalau aku hidup.”
Assasin itu pergi dengan langkah lemas.
Tidak butuh waktu lama untuk assasin menemukan Snow White, Snow White berada di depan pintu kamar ratu.
“Hai, asin! Mau nemuin mama ya?”
“Mengapa sekarang aku dipanggil asin? Nasibku…”
“Kenapa, asin?”
“Nggak papa, kalau gitu aku nemuin mamamu dulu ya…”
“Oke deh kalau gitu…”
Assasin kembali ke kamar ratu.
“Ratu mencari saya? Atau saya mencari ratu?”
“Lho, udah kembali kamu. Gimana ass? Udah dapet hatinya Snow White?”
“Eh, hati? Hati… Oh! Err… Anu…”
“Wow! Apakah bola yang kamu pegang itu hatinya Snow White? Bagus sekali kerjamu. Nanti bayarannya kukirim ke rekeningmu.”
Assasin itu heran juga, ratu kan tahu kalau ini bola? Tapi nggak papa lah, setidaknya ia nggak jadi membunuh seseorang, ia takut dosa.
Tiba-tiba Snow White masuk kamar ratu.
“Mama, Snow White mau main dulu ya…”
“Baiklah, Snow. Hati-hati ya…”
“Dah mama…”
“Dah Snow…”
Assasin yang melihat itu heran, kayaknya ada sesuatu yang… Sudahlah.
…
…
…
Kok habis?
Lho, katanya sudahlah, ya sudah, sudah habis.
…
Yaaa… Nggak bisa gitu lah.
Kemudian Snow White yang kesepian di hutan kebingungan.
Kok Snow White bisa di hutan? Sebelumnya dia kan di istana?
…
Kemudian Snow White yang kesepian di istana kebingungan.
DI istana kok kesepian? Ramai ah.
…
Kemudian Snow White yang tidak kesepian di istana kebingungan.
Nggak kesepian kok kebingungan?
…
Kemudian Snow White yang tidak kesepian di istana tidak kebingungan.
Kalau nggak kebingungan ngapain?
…
Kemudian Snow White kebingungan bagaimana bisa dia yang sebelumnya berada di istana yang tidak sepi jadi tidak membuatnya kebingungan tiba-tiba berada di hutan yang sepi yang membuatnya lebih bingung lagi.
…
Hari sudah semakin sore, Snow White yang tersesat di hutan kebingungan, dia terus berlari.
“Bagaimana ini, hari semakin sore, garis finisnya masih tidak kelihatan…”
Setelah lama dia melihat kotej yang ukurannya kecil, kotej itu sangat kecil sehingga semua perabotannya ditaruh di luar. Disana ada meja yang diatasnya ada 7 piring kecil dengan warna berbeda-beda, ada merah, merah kemerahan, merah kemerah-merahan, merah berbintik merah, merah bergaris merah, putih berlapis merah, dan hitam yang dicat merah. Di atas piring itu hanya ada tepung, tepung, dan tepung.
“Apaan sih ini? Semua piring kok isinya tepung? Nggak ada sendok lagi, adanya sumpit.”
Bagaimanapun juga, karena ia kelaparan semua tepung itu dimakannya (dengan sumpit). Kemudian ia tertidur karena makan puding rasa obat tidur.
Tiba-tiba ada 7 kurcaci yang kelihatannya habis pulang bekerja. Mereka kaget ketika membuka pintu kotejnya.
Kurcaci pertama bertanya, “Siapa yang duduk di kursiku?”, ia bertanya sambil duduk di kursinya.
Kurcaci kedua, “Siapa yang makan di atas piringku?”, ia bertanya sambil kebingungan mencari piringnya.
Kurcaci ketiga, “Siapa yang memakan rotiku?”, ia bertanya sambil makan roti.
Kurcaci keempat, “Siapa yang memakan sayurku?”, ketika ia melihat kurcaci ketiga makan roti ia meralatnya, “Siapa yang memakan rotiku?”
Kurcaci kelima, “Siapa yang menggunakan garpuku?” … “Kapan aku punya garpu?”
Kurcaci keenam, “Siapa yang memotong dengan pisauku?”, ia bertanya sambil menggesek-gesekkan pisaunya ke tangannya, “Aduh!”
Kurcaci ketujuh, “Siapa yang minum menggunakan mugku?” … “Jangan dijawab! Aku tidak bertanya padamu!”
Kemudian ketujuh kurcaci itu tersadar, di dalam kotejnya kan nggak ada apa-apa…
Kayaknya mereka kurang tidur, ketika mereka menuju tempat tidur, mereka kaget.
“Siapa yang habis tidur di tempat tidurku?” Kurcaci pertama bertanya.
“Bukan, bukan aku!” Kurcaci kedua menyangkal.
“Siapa yang bertanya padamu?” Kurcaci ketiga bertanya.
“Bagaimana kamu bisa tahu kurcaci pertama tidak bertanya pada kurcaci kedua?” Kurcaci keempat bertanya.
“Kenapa sampai sekarang aku nggak punya tempat tidur?” Kurcaci kelima bertanya.
“Tempat tidur? Apa itu tempat tidur?” Kurcaci keenam bertanya.
“Hei, ada yang tidur di tempat tidurku!” Kurcaci ketujuh tidak bertanya.
Keenam kurcaci lain melihat tempat tidur kurcaci ketujuh, disana ia melihat ada seorang gadis yang tertidur pulas.
“Lihatlah, cantiknya gadis itu!” Kurcaci pertama berkata.
“Iya, cantik.” Kurcaci kedua mengiyakan.
“He! Ojok mbebek ae kon! (Hai! Jangan mengangsa saja kau!)” Kurcaci ketiga menghardiknas.
“Apa? Aku cantik?” Kurcaci keempat bertanya pertanyaan retoris.
“Kamu bukan gadis yoo…” Kurcaci kelima mengklarifikasi.
“Diam, diam, nanti gadis itu bangun, kasihan dia.” Kurcaci keenam menasehati teman-temannya.
“Aku harus ngomong apa ya?” Kurcaci ketujuh bingung.
Ketujuh kurcaci tersebut kemudian tertidur pulas di kasur masing-masing.
“Hei, aku harus tidur dimana?” Kurcaci ketujuh akhirnya tahu apa yang harus dikatakan.
Esoknya, Snow White terbangun dan kaget melihat kurcaci.
“Hai, aku kaget lho…”
Ketujuh kurcaci tersebut ikutan terbangun.
“Ah”, “rupanya”, “kamu”, “sudah”, “terbangun”, “dari”, “tidurmu.” (kata-kata tersebut diucapkan secara berurutan oleh kurcaci)
“Kalian pemilik kotej ya? Maafkan aku, aku telah memakan semua tepung kalian… Tapi kalian kok makannya tepung?”
1. “Ah itu… Nggak papa… Nggak tahu juga, setelah kami memberikan makanan ternak, menyiram sayuran, atau mengambil hasil panen, warga memberi kami tepung…”
2. “Iya, habis murah kayaknya…”
3. “Baca guide dari mana sih?
4. “Iya, padahal nggak enak…”
5. “Kadang-kadang mereka juga datang siang-siang…”
6. “Minta relaxation tea leaves lagi.”
7. “Iya, budum.”
… Budum?
7. “Ah iya, kok aku bisa ngomong budum ya?”
“Sebenarnya nggak tahu kenapa aku bisa ada di hutan ini, aku nggak tahu jalan pulang. Boleh aku tinggal disini?”
“Asalkan kamu bisa mengurus rumah”, “masak”, “membersihkan tempat tidur”, “cuci baju”, “menjahit”, “menyulam”, “dan membersihkan rumah, kami bisa menerimamu.”
“Ah, aku bisa, tenang saja.”
“Baiklah kalau begitu.” Kurcaci manapun yang ngomong nggak penting.
Esoknya, ketika kurcaci itu pulang dari membantu pertanian warga…
Bukan warga sih, tepatnya seseorang yang memakai topi biru dan tas ransel kuning…
….
Hei, pekerjaan kurcaci itu bertambang tahu!
Sudahlah, ketika mereka pulang mereka melihat rumah mereka (masih) berantakan.
“Snow White! Mengapa semuanya masih berantakan?”
“Hah? Memang dari tadi gitu kok…”
“Bukannya kamu harus membereskan rumah?”
“Hah? Kenapa harus aku?”
“Kan perjanjiannya gitu, kamu harus bersihin rumah untuk tinggal disini…”
“Hah? Bukannya kalian bilang asalkan aku bisa mengurus rumah dan lain-lain? Aku bisa kok, tapi kenapa juga aku harus mengerjakannya untuk kalian?”
“Eee… Bila kau bilang seperti itu benar juga…”
Kemudian kurcaci-kurcaci itu menyesal tidak bisa meralat apa yang telah dituliskan pada cerita ini karena mereka nggak memiliki hak akses administrator.
Dari hutan kita beralih ke istana raja. Ratu senang karena kali ini cermin yang dimilikinya berbahasa Indonesia.
“Oh cermin yang tergantung di dinding, siapakah wanita yang paling cantik?”
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
“Terima kasih cermin, kalau yang paling ganteng?”
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
“Kok… Kalau yang paling jelek?”
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
“… Paling idiot?”
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
“Apa maksudnya semua ini?! Ini semua pasti gara-gara Snow White masih hidup dan bersembunyi di hutan! Aku akan membunuhnya sekarang juga!”
Kemarahan ratu sangat memuncak, ia pergi ke rumah penyihir dan mencari cara untuk membunuh Snow White.
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
…
Ratu mendapatkan cara untuk membunuh Snow White dari penyihir yang ia temui di perempatan dekat pasar. Ia menyamar sebagai pedagang keliling dan menjual kalung ke Snow White.
“Wahai gadis yang cantik, maukah kau membeli kalung ini?”
“Kalung yang cantik sekali ya mama, eh, pedagang keliling. Aku beli deh.”
“Baiklah, akan kukenakan kalung ini ke lehermu.”
Ratu memakaikan kalung itu ke Snow White. Karena ingin membunuhnya, Ratu mencekik leher Snow White dengan itu. Snow White pingsan dan Ratu kabur kembali ke istana.
Snow White terbangun, “Dasar penjual aneh, masa kalung diikatkan ke tangan sih? Ngikatnya keras lagi, untung nggak di leher, bisa bahaya tuh.”
Snow White kemudian kembali ke rumah kurcaci dengan darah mengucur deras dari nadinya.
Ratu kemudian bertanya lagi pada cermin.
“Oh cermin yang tergantung di dinding, siapakah wanita yang paling cantik?”
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
“Apa?! Snow White masih hidup!? Kurang ajar! Sekarang pasti akan kubunuh dia!”
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
Kemudian ratu menyamar menjadi seorang nenek dan menjual sisir beracun ke Snow White.
“Wahai gadis yang berambut bagus, mau sisir?”
“Boleh juga mama, eh, pedagang keliling, eh, nenek penjual sisir.”
Ratu kemudian menyisir rambut Snow White dengan sisir itu.
Sesaat kemudian Snow White pingsan. Ratu kembali ke istana dengan perasaan senang.
Snow White terbangun, “Dasar nenek, kok yang disisir rambut yang lain sih (yang mana?). Aku sampai pingsan karena geli.”
Snow White kemudian kembali ke rumah kurcaci.
Tunggu, pada adegan tadi rambut bagian mana yang disisir?
Di istana Ratu bertanya lagi pada cermin, tapi sebelumnya ia haus.
“Pelayan, ambilin minum dong!”
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
“Apa?! Masih belum mati!? Argh! Sekarang pasti!”
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
Pelayan datang tapi ratu keburu pergi.
“Lho, kemana sang ratu?”
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
Kemudian ratu menyamar menjadi seorang nenek, kali ini jualan apel beracun.
“Mau?”
“SMS sesama operator masih gratis? SMS ke operator lain 100 rupiah? Eh, bukan ya…”
“Duh, jangan iklan dong. Apel nih, mau nggak?”
“Mau dong mama, eh, pedagang keliling, eh, nenek penjual sisir, eh, nenek penjual apel.”
Snow White kemudian memakan apel itu. Tidak lama kemudian dia pingsan.
“Hahaha, yang ini pasti mujarab. Kembali dulu ah.”
Kali ini berbeda, Snow White tidak bangun-bangun.
Para kurcaci yang baru pulang kaget, mereka kira Snow White mati dan meletakkannya di peti kaca.
Lho, nggak dipastikan dulu? Siapa tahu masih hidup?
“Nggak mau ah, dia cuma ngerepotin mas… Kalau masih hidup beneran gimana? Repot kan? Mas sih enak, cuma jadi narator, ngomong doang.”
… Duh, aku sih pinginnya jadi cermin yang cuma bisa ngomong “Tentu saja anda, wahai ratu.” itu…
Sudah lama Snow White tersimpan di lemari es… Eh bukan ya? Peti kaca ding.
Dia tidak terlihat seperti seseorang yang telah meninggal. Dia tetap seputih salju, semerah darah, dan rambutnya sehitam bingkai jendela itu.
…
Jangan-jangan bingkai di tempat lain…
Suatu hari pangeran kerajaan tetangga tiba di hutan tempat kurcaci-kurcaci itu, dia kebingungan juga kok bisa tiba-tiba ada disana.
Ia melihat peti kaca Snow White dan tertarik untuk membawanya. Ia membaca tulisan emas di peti itu.
“Dijual cepat, 10 ribu bisa nego.”
Pangeran itu membeli peti Snow White, dengan nego dulu tentunya. Sebenarnya para kurcaci merasa berat dengan kepergian Snow White itu.
“Ya jelas berat, kita disuruh mengangkat peti ini sampai kerajaan. Dasar pangeran pelit.”
Tiba-tiba ditengah jalan peti itu terjatuh karena dibuang oleh para kurcaci.
… Itu sih bukan terjatuh namanya.
“Berat tahu! Kamu kan nggak bayar biaya pengantaran. Udah ah, kami mau pesta teh, musim semi nih!”
“Tunggu dulu! Terus bagaimana aku bisa membawanya?”
Peti yang jatuh itu terbuka dan Snow White terjatuh. Dari mulutnya keluar potongan apel beracun itu.
“Aduh sayang nih!”
Snow White memakan kembali apel itu. Kali ini baru racunnya bekerja, tadi sih Snow White bukan pingsan, tapi tidur.
“Lho kok pingsan lagi?”
Pangeran tersebut menggendong Snow White sampai ke kerajaannya. Sampai di kerajaan, Snow White terbangun.
“Terima kasih tumpangannya.”
“Lho? Jadi kamu tadi tidak pingsan ya?”
“Kenapa aku harus pingsan? Kamu pingin aku pingsan ya?”
Kemudian Snow White pingsan. Ratu kerajaan itu tidak sengaja melihatnya.
“Anakku! Apa yang kau lakukan pada gadis itu? Kamu telah menghamilinya ya?!”
“Apa?! Kalau begitu maafkan aku ibu! Aku akan bertanggung jawab!”
Kemudian Snow White dan pangeran itu akan dinikahkan.
Di lain tempat, ratu yang lain sedang berbicara pada cermin.
“Oh cermin yang tergantung di dinding, siapakah wanita yang paling cantik?”
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
“Apa!? Snow White menikah dengan pangeran kerajaan lain?! Kurang ajar, masih hidup saja dia!”
Ratu pergi ke kerajaan tetangga dengan amarah yang memuncak.
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
…
Sesampainya di kerajaan tetangga, ratu (mama Snow White, tapi bukan manajernya kayak yang di suatu acara TV) melihat pernikahan Snow White dengan pangeran kerajaan itu. Ia mendekati Snow White dan akan mengucapkan mantera kutukan.
“Snow White! Ternyata kau ada di sini!”
“Pedagang keliling, eh, nenek penjual sisir, eh, nenek penjual apel, eh, Mama?!”
“Snow White… Mama selalu mendoakanmu, nak. Semoga kamu berbahagia dengan pangeran ini.”
“Mama… Terima kasih banyak.”
“Ratu, maafkan aku yang telah lancang menikahi Snow White. Aku telah menghamilinya…”
“Sudahlah, tidak apa-apa. Aku menunggu cucu pertamaku.”
“Mama?! Jadi mama tidak marah?! Mama memang mamaku yang paling baik!”
“Terima kasih bibi!”
Mereka semua bahagia, termasuk semua warga yang menghadiri pernikahan mereka.
Kalau bisa dibuat bahagia, mengapa memilih ending yang harus-ada-yang-mati?
Dan tidak jauh dari tempat pernikahan itu… Akhirnya… Aku melihat bingkai jendela yang berwarna hitam itu.
Rabu, 21 Mei 2014
Persahabatan Yang Mati Part 5
Penulis : Syamsudin
Judul : Persahabatan Yang Mati
Genre: Persahabatan
Cebung: Part 5( Dan Akhirnya Mati)
Berminggu minggu di kampus aku mulai jenuh ,cuma lisa yang disamping ku ,dan itu pun aku berusaha menjauhi lisa ,hingga hal hasil lisapun akhirnya menjauh karena sifatku yang berubah dingin,
Tarini ,dia kini bagai orang asing dimataku ,bahkan posisiku dimatanya pun bagai orang asing ..
Berkali kali aku menemuinya mengajaknya bicara selalu saja yang dikatakannya
"Maaf ya,gue sibuk gue harus fokus "
Entah mengapa kata-kata itu selalu menjadi alasan nya agar hubungan ku ama dia berjarak ,tapi berkali kali ku temuinya tetap itu juga yang ku dengar ,hingga mulai ku jenuh dan ku mencoba mendekati Ari ,saat itu bukan yang sekian kalinya ia mencoba untuk tidak mengenalku ,tapi sudah berkali kali ,bahakan aku tampak bodoh di hadapan teman-teman nya yang baru itu ...
Aku mulai jenuh ,diantara kami bertiga tidak ada kejelasan semuanya bungkam diam ,sempat ku berfikir untuk berkumpul tapi semuanya hanya akan menjadi percuma ,sebelumnya pun aku sudah mencoba sms mereka untuk bertemu di sebuah kafe , membicarakan persahabatan kami ,tapi ketika ku datang tidak ada satupun dari mereka yang datang ...
***
Tangan ku mulai menulis kan bait demi bait puisi yang sederhana ,hatiku hancur dan kesal bahkan kecewa atas semua perlakuan mereka terhadapku ,dan aku saat ini mecoba mundur ,disini bukan aku saja yang salah tapi mereka juga sallah ,aku tau ini semua hanya kesalah pahaman ,hingga pada akhirnya aku memutuskan untuk pindah kuliah ke luar kota,
Seminggu lebih aku mengurus ngurus surat pindahku sendiri ,hingga semuanya kelar aku meminta kepada rektor dan dosen yang membantuku mengurus semuanya untuk tidak bilang pada siapa siapa dimana aku pindah ,,
Kini fix aku bukan salah satu mahasiwa di sini lagi ,aku mencoba untuk menemui tarini yang di kelasnya ,kemudian ku coba duduk si depan bangkunya " hii tar,lagi apalu ?kantin yuk " ucapku basa basi padanya tapi tetap sama jawabanya
"Gue sibuk ,kapan-kapan aja !!"
"Oh ya udah,gue minta maaf gue gak bakal ganggu lu lagi kok tar "
"Bagus deh"ucapnya membuatku ingin menghantam meja "huuh geramnya gue "ucapku dalam hati kemudian keluar dari kelas tarini , dan berjalan menuju lapangan futsal .
"Boleh gabung ?"Ucapku basa basi sembari mengambil bola basket yang baru saja jatuh dari ring basket ..
Ari mendekatiku dan mengambil bola tersebut dan menatapku penuh kebencian" nggak perlu "
"Oke ini,gue cuma bilang gue cape ,gue nggak berharap banyak ama lu ri ,makasih atas semuanya "
"Maksuuu.."Ucap ari terpotong "udah ri"ucapku ,gue gak bakal ganggu lu lagi"
"Oh bagus deh akirnya lu sadar juga ,PENGHIANAT"ucap ari kemudian ku mengambil sebatang rokok lalu ku bakar dan ku hisap di situ,ari mengambil rokok itu dari tangan ku
"Apaan sih lu ,pake acara merokok "
"Ya kenapa ?cuma rokok ini !! Bukan obat maupun sabu "ucap ku kesal lalu meninggalkan nya bersama teman-teman nya ..
****
Cape letih mencari lisa keliling-keliling kampus membuat ku semakin jenuh dan jenuh ,hingga akhirnya aku menemuinya di sebuah halte penungguan bus ..
"Lis bareng yuk ?"
"Siapa ? Aku syam ?"
"Ia elu siapa lagi "
"Oke oke "ucap lisa tersenyum gembira ,mungkin karena sikapku yang tiba-tiba mendadak berubah lagi kepadanya..
Hingga disebuah caffe kami duduk sebentar dan minum ,karena ada yang ingin aku bicarakan pada lisa
"Maaf ya lis ,kita kesini bentar,ada yang ingin aku ceritakan padamu,sebelumya aku minta maaf atas sikapku yang mendadak dingin padamu"
"Soal itu ,sudah lah lupakan "
Akhirnya aku menceritakan semua kepada lisa tentang persahabatanku ,tentang kisahku dan tentang kami saat ini ,tentang aku dengan Ari ,tentang Ari dengan Tarini,tentang Tarini dengan Ari,semuanya aku ceritakan semuanya kepada Lisa
"Kenapa kamu gak cerita dari dulu syam?"
"Nggak perlu lah lis,masalah sepele "
"Maka dari itu,yang spele jadi besar jika gak di selesaikan"ucapnya "aku jadi gak enak atas kamu dan ari semua gara gara aku minta antar ke toko buku yak ?"
"Nggak kok lis ,mungkin inilah endingnya ,oh ya aku juga sudah bukan mahasiswa di kampus lagi,hari ini aku keluar dar kampus ,percuma betahan lis !! Aku nggak akan kuat menahan sendirian persahabatanku ,makan hati gue ama mereka, ibarat Rumah ,nggak akan bisa berdiri jika hanya ada satu tiang yang menahanya jadi percuma aku pertahankan,semuanya akan hancur juga"
Lisa tak mampu berkata apa-apa lagi
"Dan ini puisi tolong taro di mading ya lis "ucapku memberikan sebuah kertas
"Oke syam "
***
Hari ini aku berangkat pagi sekali ,rasanya berat sekali meninggalkan semua kenangan ,tapi inilah yang harus aku di telan,sebuah ending persahabatan yang mati .ku mulai kisahku yang baru di kota yang baru ..
Sementara lisa ,menepelkan sebait kertas puisi yang aku tulis malam itu ke mading,bahkan dibawah kertas itu terdapat fotoku ari dan tarini dan dengan sengaja ku beri tanda silang dari sudut ke sudut foto itu ..
"Persahabatan Yang Mati "
ini persahatan Yang Mati
mati karena kebodohan dan keegoisan..
Kebodohan dan Keegoisan ku,,
keegoisan yang tak termaaf kan,,
Kebodohan yang membuat semuanya hancur
Aku benci diriku .!
Aku benci mereka !
Aku bencii dia dan teman"nya...
Aku tidak tau kapan awal aku mengenalnya
Aku tidak tau mengapa aku bisa akrab dan bersahabat dengan nya
Bercanda ,suka n duka dengannya
Ini Persahabatan Yang Mati
Jiak semua begini lebih baik tidak perlu mengenal sebelumnya.
Tapi semua sudah terlanjur ,takdirku menuntut untuk mengenalnya
Walau hanya sesaat yang cukup lama..
Ini Persahabatan Yang Mati
Biar lah aku tentukan nasipku
Biar lah aku tentukan hidupku
Bosani aku aku sebagai parasit hidupmu
Diam kan aku di setiap ocehan ku,,
Lupakan aku di setiap memori mu ..
jika bagi mu aku hanya membebani setiap hari cerah mu...
Semuanya telah usai disini ,di Puisi ini
biarlah yang berlalu tetap berlalu menyimpan banyak manis pahitnya kenangan ,,,
_____________________
Hingga pada akhirnya. Lisa mengajak Ari ngobrol dan menceritakan semua nya kepada ari,saat itu ari hanya bersikap cuek
"Ya karena kamu pacaran ama sham,ya jadi membela gitu kan.. "
"Heh pengecut ,sham udah keluar dari kampus ,dan liat lah di mading .."Ucap lisa kemudian pergi
Ari begegas menuju mading kampus ,tapi jalan nya berhenti ketia tarini menghampri ari,mengatakan sham keluar ,tapi saat itu ari tetap cuek terhadap tarini ..lalu melanjutakna perjalanan nya..
Sedangkan Tarini penuh dengan penyesalan semenjak lisa menceritakan apa yang di ceritakan sham,hingga foto-foto yang syam ambil di toko buku ,
"PLAK "gampar tarini " poto apa itu dit ? Pacar lukan ,ini gue dapet dari seseorang ..
"Kenapa sih yank?"
"Kita putus !!"
"Oke bagus deh ,bosen soalnya ngjalanin hubungan ama elu tar" ucap adit kemudian menggandeng seorang wanita yang tiba-tiba menghampirinya
Hati tarini hancur seketika ,syam pergi,ari sudah muak dengan tarini,bahak untuk di perbaiki lagi tidak akan sama lagi seperti dulu,ibarat dinding yang telah terpaku walaupun sudah ditampal tetap akan beda .
Yang tersisa kini persahabatan yang mati meninggalkan keselesaian dan penyesalan :::)
END
Judul : Persahabatan Yang Mati
Genre: Persahabatan
Cebung: Part 5( Dan Akhirnya Mati)
Berminggu minggu di kampus aku mulai jenuh ,cuma lisa yang disamping ku ,dan itu pun aku berusaha menjauhi lisa ,hingga hal hasil lisapun akhirnya menjauh karena sifatku yang berubah dingin,
Tarini ,dia kini bagai orang asing dimataku ,bahkan posisiku dimatanya pun bagai orang asing ..
Berkali kali aku menemuinya mengajaknya bicara selalu saja yang dikatakannya
"Maaf ya,gue sibuk gue harus fokus "
Entah mengapa kata-kata itu selalu menjadi alasan nya agar hubungan ku ama dia berjarak ,tapi berkali kali ku temuinya tetap itu juga yang ku dengar ,hingga mulai ku jenuh dan ku mencoba mendekati Ari ,saat itu bukan yang sekian kalinya ia mencoba untuk tidak mengenalku ,tapi sudah berkali kali ,bahakan aku tampak bodoh di hadapan teman-teman nya yang baru itu ...
Aku mulai jenuh ,diantara kami bertiga tidak ada kejelasan semuanya bungkam diam ,sempat ku berfikir untuk berkumpul tapi semuanya hanya akan menjadi percuma ,sebelumnya pun aku sudah mencoba sms mereka untuk bertemu di sebuah kafe , membicarakan persahabatan kami ,tapi ketika ku datang tidak ada satupun dari mereka yang datang ...
***
Tangan ku mulai menulis kan bait demi bait puisi yang sederhana ,hatiku hancur dan kesal bahkan kecewa atas semua perlakuan mereka terhadapku ,dan aku saat ini mecoba mundur ,disini bukan aku saja yang salah tapi mereka juga sallah ,aku tau ini semua hanya kesalah pahaman ,hingga pada akhirnya aku memutuskan untuk pindah kuliah ke luar kota,
Seminggu lebih aku mengurus ngurus surat pindahku sendiri ,hingga semuanya kelar aku meminta kepada rektor dan dosen yang membantuku mengurus semuanya untuk tidak bilang pada siapa siapa dimana aku pindah ,,
Kini fix aku bukan salah satu mahasiwa di sini lagi ,aku mencoba untuk menemui tarini yang di kelasnya ,kemudian ku coba duduk si depan bangkunya " hii tar,lagi apalu ?kantin yuk " ucapku basa basi padanya tapi tetap sama jawabanya
"Gue sibuk ,kapan-kapan aja !!"
"Oh ya udah,gue minta maaf gue gak bakal ganggu lu lagi kok tar "
"Bagus deh"ucapnya membuatku ingin menghantam meja "huuh geramnya gue "ucapku dalam hati kemudian keluar dari kelas tarini , dan berjalan menuju lapangan futsal .
"Boleh gabung ?"Ucapku basa basi sembari mengambil bola basket yang baru saja jatuh dari ring basket ..
Ari mendekatiku dan mengambil bola tersebut dan menatapku penuh kebencian" nggak perlu "
"Oke ini,gue cuma bilang gue cape ,gue nggak berharap banyak ama lu ri ,makasih atas semuanya "
"Maksuuu.."Ucap ari terpotong "udah ri"ucapku ,gue gak bakal ganggu lu lagi"
"Oh bagus deh akirnya lu sadar juga ,PENGHIANAT"ucap ari kemudian ku mengambil sebatang rokok lalu ku bakar dan ku hisap di situ,ari mengambil rokok itu dari tangan ku
"Apaan sih lu ,pake acara merokok "
"Ya kenapa ?cuma rokok ini !! Bukan obat maupun sabu "ucap ku kesal lalu meninggalkan nya bersama teman-teman nya ..
****
Cape letih mencari lisa keliling-keliling kampus membuat ku semakin jenuh dan jenuh ,hingga akhirnya aku menemuinya di sebuah halte penungguan bus ..
"Lis bareng yuk ?"
"Siapa ? Aku syam ?"
"Ia elu siapa lagi "
"Oke oke "ucap lisa tersenyum gembira ,mungkin karena sikapku yang tiba-tiba mendadak berubah lagi kepadanya..
Hingga disebuah caffe kami duduk sebentar dan minum ,karena ada yang ingin aku bicarakan pada lisa
"Maaf ya lis ,kita kesini bentar,ada yang ingin aku ceritakan padamu,sebelumya aku minta maaf atas sikapku yang mendadak dingin padamu"
"Soal itu ,sudah lah lupakan "
Akhirnya aku menceritakan semua kepada lisa tentang persahabatanku ,tentang kisahku dan tentang kami saat ini ,tentang aku dengan Ari ,tentang Ari dengan Tarini,tentang Tarini dengan Ari,semuanya aku ceritakan semuanya kepada Lisa
"Kenapa kamu gak cerita dari dulu syam?"
"Nggak perlu lah lis,masalah sepele "
"Maka dari itu,yang spele jadi besar jika gak di selesaikan"ucapnya "aku jadi gak enak atas kamu dan ari semua gara gara aku minta antar ke toko buku yak ?"
"Nggak kok lis ,mungkin inilah endingnya ,oh ya aku juga sudah bukan mahasiswa di kampus lagi,hari ini aku keluar dar kampus ,percuma betahan lis !! Aku nggak akan kuat menahan sendirian persahabatanku ,makan hati gue ama mereka, ibarat Rumah ,nggak akan bisa berdiri jika hanya ada satu tiang yang menahanya jadi percuma aku pertahankan,semuanya akan hancur juga"
Lisa tak mampu berkata apa-apa lagi
"Dan ini puisi tolong taro di mading ya lis "ucapku memberikan sebuah kertas
"Oke syam "
***
Hari ini aku berangkat pagi sekali ,rasanya berat sekali meninggalkan semua kenangan ,tapi inilah yang harus aku di telan,sebuah ending persahabatan yang mati .ku mulai kisahku yang baru di kota yang baru ..
Sementara lisa ,menepelkan sebait kertas puisi yang aku tulis malam itu ke mading,bahkan dibawah kertas itu terdapat fotoku ari dan tarini dan dengan sengaja ku beri tanda silang dari sudut ke sudut foto itu ..
"Persahabatan Yang Mati "
ini persahatan Yang Mati
mati karena kebodohan dan keegoisan..
Kebodohan dan Keegoisan ku,,
keegoisan yang tak termaaf kan,,
Kebodohan yang membuat semuanya hancur
Aku benci diriku .!
Aku benci mereka !
Aku bencii dia dan teman"nya...
Aku tidak tau kapan awal aku mengenalnya
Aku tidak tau mengapa aku bisa akrab dan bersahabat dengan nya
Bercanda ,suka n duka dengannya
Ini Persahabatan Yang Mati
Jiak semua begini lebih baik tidak perlu mengenal sebelumnya.
Tapi semua sudah terlanjur ,takdirku menuntut untuk mengenalnya
Walau hanya sesaat yang cukup lama..
Ini Persahabatan Yang Mati
Biar lah aku tentukan nasipku
Biar lah aku tentukan hidupku
Bosani aku aku sebagai parasit hidupmu
Diam kan aku di setiap ocehan ku,,
Lupakan aku di setiap memori mu ..
jika bagi mu aku hanya membebani setiap hari cerah mu...
Semuanya telah usai disini ,di Puisi ini
biarlah yang berlalu tetap berlalu menyimpan banyak manis pahitnya kenangan ,,,
_____________________
Hingga pada akhirnya. Lisa mengajak Ari ngobrol dan menceritakan semua nya kepada ari,saat itu ari hanya bersikap cuek
"Ya karena kamu pacaran ama sham,ya jadi membela gitu kan.. "
"Heh pengecut ,sham udah keluar dari kampus ,dan liat lah di mading .."Ucap lisa kemudian pergi
Ari begegas menuju mading kampus ,tapi jalan nya berhenti ketia tarini menghampri ari,mengatakan sham keluar ,tapi saat itu ari tetap cuek terhadap tarini ..lalu melanjutakna perjalanan nya..
Sedangkan Tarini penuh dengan penyesalan semenjak lisa menceritakan apa yang di ceritakan sham,hingga foto-foto yang syam ambil di toko buku ,
"PLAK "gampar tarini " poto apa itu dit ? Pacar lukan ,ini gue dapet dari seseorang ..
"Kenapa sih yank?"
"Kita putus !!"
"Oke bagus deh ,bosen soalnya ngjalanin hubungan ama elu tar" ucap adit kemudian menggandeng seorang wanita yang tiba-tiba menghampirinya
Hati tarini hancur seketika ,syam pergi,ari sudah muak dengan tarini,bahak untuk di perbaiki lagi tidak akan sama lagi seperti dulu,ibarat dinding yang telah terpaku walaupun sudah ditampal tetap akan beda .
Yang tersisa kini persahabatan yang mati meninggalkan keselesaian dan penyesalan :::)
END
Persahabatan Yang Mati Part 4
Penulis : Syamsudin
Judul : Persahabatan Yang Mati
Genre: Persahabatan
Cebung: Part 4 ( Semuanya Seakan Memudar )
"Ajir banget kan si ari tadi ,bisa bisanya dia ngomong begitu ,jijik gue sumpaah benci banget gue ,ingin rasanya guee ...."
Aku memotong pembicaran tarini "yaudah lah tar ,mungkin dia cuma bercanda ,maklum kini dia kan sudah gabung ama tim basket kampus kita "
"Ya terus syam !! Masalahnya dimana ? Toh dulu waktu SMA Ari gabung di tim basket dia biasa aja tuh "
"Mungkin karena sekarang dia gabung bersama orang-orang populer di kampus "ucapku sambil meminum segelas jus alpukat
"Oh begitu ,egoiss !! Udah sekarang sok ngatur lagi !! Dan bencinya lagi dia suka bawa bawa adit ! Gue gak suka "
"Oh iya soal adit ,kemaren gue liat adit ama cewe di toko buku tar"
"Nah nah,ini lagi mulai ikut-ikutan ngjelekin lagi pake acara bikin gosiip "
"Tapi tar gue serius "
"Bhuk "tarini menghentam meja "basi lu berdua ,, sama aja lu nggak ada beda ama si ari "ucap tarini kemudian pergi meninggalkan ku sediri di katin
***
Semuanya seakan memudar dan semakin rumit ,aku berjalan bareng lisa menuju parkiran karena lisa saat itu ingin numpang pulang bareng lantaran rumah kami searah.
"Sebentar ya lis " ucapku karena melihat ari berjalan sendirian dengan masih menggunakan baju sport nya "aaaaariiiii woy riii ... Sooooob" triakku memanggilnya tapi tidak di sahuti oleh dia akhirnya ku berlari menghampirinya dan memegang pundaknya " ya tuhan lu gue panggilin malah cuek banget sob"
"Apaan sih lu !"
"Lu kenapa sih ? Kok tiba-tiba begitu ama gue ama tarini "
"Bukan urusan lu !!!"
"Ya jadi urusan gue lah ,karena gue elu dan tarini itukan sahabat ,inget motto kita dulu "sahabat sejati sahabat abadi " dan itulah kita sob"
"Aaah basi ,itu motto pun jaman jaman SD ,udah lupa juga bahkan nggak berlaku"
"Asal lu tau ri,tarini juga bukan hanya kesel ama elu tapi benci ama elu"
"Bagus deh "
"Dan dia pun begitu ama gue sekarang,marah sama gue seperti dia marah ama elu "ucap ku dengan sedikit tegas " ri gue gak mau semuanya sia-sia waktu yang kita lewatin semuanya ...."
Ari memotong pembicaraan ku lalu ia menyahut "Itumah urusan lu ama dia,bukan urusan gue ,toh sekarang gue udah punya teman-teman baru lebih populer dan asal lu tau,gue JENUH ama lu ama tarini "
"Lu nggak serius kan "ucapku pelan sebenernya sudah mulai kesal juga dengan sikapnya yang tiba-tiba nggak jelas begitu
"Udah mending lu pergi aja syam,kasihan lisa tuh nungguin lu ,bukan nya kemaren kalian jalan bareng kan ? Di ajak jjs taunya jalan ,sama lisa lagi "
Aku mulai sadar ini yang membuat sifat ari tiba-tiba beruba 180 derajat "gue jelasin bentar sob"
"Ini mungkin yak yang dikatakan ketika sahabat menjadi penghianat "ucapnya kemudian berjalan meninggalakan ku ,dan aku pun dengan segera menghampiri lisa ..
"Kenapa ? Berantem lu syam"
"Ah nggak lis ,biasa cowok pasti ada selisih-selisih dikit "
"Iya deh ,kalo nggak mau cerita juga nggak apa apa kok syam "
Aku tersenyum kemudian mengambil motor ku dengan rasa yang teramat kesal ..
*to be continued
Judul : Persahabatan Yang Mati
Genre: Persahabatan
Cebung: Part 4 ( Semuanya Seakan Memudar )
"Ajir banget kan si ari tadi ,bisa bisanya dia ngomong begitu ,jijik gue sumpaah benci banget gue ,ingin rasanya guee ...."
Aku memotong pembicaran tarini "yaudah lah tar ,mungkin dia cuma bercanda ,maklum kini dia kan sudah gabung ama tim basket kampus kita "
"Ya terus syam !! Masalahnya dimana ? Toh dulu waktu SMA Ari gabung di tim basket dia biasa aja tuh "
"Mungkin karena sekarang dia gabung bersama orang-orang populer di kampus "ucapku sambil meminum segelas jus alpukat
"Oh begitu ,egoiss !! Udah sekarang sok ngatur lagi !! Dan bencinya lagi dia suka bawa bawa adit ! Gue gak suka "
"Oh iya soal adit ,kemaren gue liat adit ama cewe di toko buku tar"
"Nah nah,ini lagi mulai ikut-ikutan ngjelekin lagi pake acara bikin gosiip "
"Tapi tar gue serius "
"Bhuk "tarini menghentam meja "basi lu berdua ,, sama aja lu nggak ada beda ama si ari "ucap tarini kemudian pergi meninggalkan ku sediri di katin
***
Semuanya seakan memudar dan semakin rumit ,aku berjalan bareng lisa menuju parkiran karena lisa saat itu ingin numpang pulang bareng lantaran rumah kami searah.
"Sebentar ya lis " ucapku karena melihat ari berjalan sendirian dengan masih menggunakan baju sport nya "aaaaariiiii woy riii ... Sooooob" triakku memanggilnya tapi tidak di sahuti oleh dia akhirnya ku berlari menghampirinya dan memegang pundaknya " ya tuhan lu gue panggilin malah cuek banget sob"
"Apaan sih lu !"
"Lu kenapa sih ? Kok tiba-tiba begitu ama gue ama tarini "
"Bukan urusan lu !!!"
"Ya jadi urusan gue lah ,karena gue elu dan tarini itukan sahabat ,inget motto kita dulu "sahabat sejati sahabat abadi " dan itulah kita sob"
"Aaah basi ,itu motto pun jaman jaman SD ,udah lupa juga bahkan nggak berlaku"
"Asal lu tau ri,tarini juga bukan hanya kesel ama elu tapi benci ama elu"
"Bagus deh "
"Dan dia pun begitu ama gue sekarang,marah sama gue seperti dia marah ama elu "ucap ku dengan sedikit tegas " ri gue gak mau semuanya sia-sia waktu yang kita lewatin semuanya ...."
Ari memotong pembicaraan ku lalu ia menyahut "Itumah urusan lu ama dia,bukan urusan gue ,toh sekarang gue udah punya teman-teman baru lebih populer dan asal lu tau,gue JENUH ama lu ama tarini "
"Lu nggak serius kan "ucapku pelan sebenernya sudah mulai kesal juga dengan sikapnya yang tiba-tiba nggak jelas begitu
"Udah mending lu pergi aja syam,kasihan lisa tuh nungguin lu ,bukan nya kemaren kalian jalan bareng kan ? Di ajak jjs taunya jalan ,sama lisa lagi "
Aku mulai sadar ini yang membuat sifat ari tiba-tiba beruba 180 derajat "gue jelasin bentar sob"
"Ini mungkin yak yang dikatakan ketika sahabat menjadi penghianat "ucapnya kemudian berjalan meninggalakan ku ,dan aku pun dengan segera menghampiri lisa ..
"Kenapa ? Berantem lu syam"
"Ah nggak lis ,biasa cowok pasti ada selisih-selisih dikit "
"Iya deh ,kalo nggak mau cerita juga nggak apa apa kok syam "
Aku tersenyum kemudian mengambil motor ku dengan rasa yang teramat kesal ..
*to be continued
Persahabatan Yang Mati Part 3 (by shamy )

Judul : Persahabatan Yang Mati
Genre: Persahabatan
Cebung: Part 3 ( Awal keRedupan )
Matahari semakin terik memanasi bumi,rasanya ubun-ubun ku sudah tidak sanggup untuk menahan panasnya matahari siang ini ,aku terus berjalan di tengah lapangan menuju kelas ku
"Syaam ,syaam ?"Teriaknya membuat ku menoleh " lisaaa ? "
"Mau kemana ,kantin yuk ?"
"Ke kelas sih ,panas banget cuaca hari ini "
"Ayo kita ke kantin minum-minum es numpang Wifi kan lumayan "ucapnya kemudian ku menggangguk
Singkat cerita aku menuju kantin bersama lisa ,matanya senyumnya rambutnya dan kecantikan nya membuat semua yang memandangnya langsung terpesona ,bahkan Ari saja langsung suka ke pada lisa,seperti yang ia katakan tadi malam
"Si Lisa Cantik banget ya syam ! Gue jadi suka ama dia " ucap ari membuat aku kaget ,karena diam diam semenjak perkenalan itu aku langsung jatuh hati juga padanya
"Syam ? Kok bengong sob ?"
"Ya rii" kaget ku tersadar " kalo lu suka kenapa nggak tembak aja "
"Duh sob ,gak semudah itu ,semua ada proses nya ,kalo tiba-tiba gue di tolak gimana ?"
Dalam hatiku langsung berkata "bagus lah kalo di tolak " lalu ku terdiam sejenak "aduh syam,lu kenapa bisa berfikiran picik begitu sih ,Ari itu sahabat elu tau "ucapku dalam hati kemudian menoleh ke Ari "kalo di tolak kan sudah resiko sob "ucap ku padanya "
Ari terdiam sejenak "wusssssssshhhh "asap rokok mendarat kemuka ku ,membuat ku risi " lu ri ,emang kurang ajar ,kaga ada sopan sopan nya ama gue ,dan gue kan udah bilang dari dulu ,berhenti merokok ! Jangan merokok terus "
"Byuussssh " hembusan rokok itu lagi membuat ku sedikit sesak " gue udah coba berhenti sob ,tapi tetep nggak bisa,lagi pula biarin aja lah ,cuma rokok ini kok yang gue hisap bukan obat atau sejenis sabu" ucapnya membuat ku terdiam dan mengambil kesimpulan sendiri
Sedangkan Lisa sedang asik menatap laptop, membuka buka situs untuk mencari bahan bahan untuk sebuah makalah
"Oh ya syam ,nanti sore temenin aku yah ?"
"Kemana Lis ? "
"Ke toko buku syam ,kira-kira jam 4 lah ,biar pulangnya kita nggak magrib-magrib amat "
"Oke sip lis "dalam hati ku "Yesss !!" Akhirnya gue bisa jalan ama lisa berdua " ah bodoh !! Buang Rasa suka lu syam ama lisa !! Soalnya disana sahabat elu Ari suka ama lisa juga " huft hati dan fikiranku terus bertarung dengan nafsu
***
Langit tampak orange ke merahan ,padahal baru saja jam 4 ,aku bersiap-siap untuk ke rumah Lisa
"Tuuuut tuuuut tuuuut " hapeku berbunyi ,kuraih hape ku ternyata sms dari sahabatku Ari
_____________________
From:Ari
Sob lu ke rumah gue yak ,kita JJS lagi ..
Oke okee kita ketemuan di mini market
Sender:Ari
+6285793926XXX
_____________________
Lalu dengan cepat ku telepon ary
"Ary gue gak bisa JJS ama lu sore ini kapan kapan aja ya sob "
"Kenapa sob ? Tumben "
"Gak kenapa -napa sih cuma capek aja "
"Yaudah deh sip sob "
Percakapan kami di telepon berakhir dengan singkat ,dalam hatiku terus berkata " Sob maafin gue ,gue harus bohong,gue nggak mungkin jujur ama elu "
***
Motor ku berhenti pas di depan rumah nya lisa,saat itu lisa sudah bersiap-siap menungguku,dengan memakai drees casual sore itu ,lisa tampak cantik bahkan lebih dari biasanya ,
"Ayo syam kita langsung berangkat saja "
"Sip lis "
Sepanjangan jalan aku bersama lisa menuju ke toko buku yang kami tuju ,tapi tanpa ku sadari ,aku melewati daerah rumah Ari karena untuk menghemat waktu agar lebih cepat sampai ke toko buku. Saat itu bodohnya aku secara tidak sadar ari melihatku ,tapi karena aku tidak melihatnya aku terus menjalankan motor ku hingga ketoko buku ..
***
"Akh aku seperti mengenal lelaki itu ,tapi siapa ? Dan dengan siapa dia ? " Ucapku sembari memperhatikan layaknya seorang mata -mata prefisional sedangkan lisa sedang asik mencari-cari buku untuk tugas makalah nya ," aah sial gue inget ! Itu kan adit, Anjiirr !! Ternyata Bener kata ari, adit itu berengsek "
"Jepreeeeeeet "aku mencoba memoto mereka dengan smartphone ku ,dan akan ku tunjukan kepada Tarini besok agar tarini percaya jika semua yang dikatan ari itu benar "dasar Playboy Cap karung Beras !!" Dumel ku saat itu
***
Kampus tampak sepi maklum hari ini hari sabtu ,sebagian mahasiswa banyak yang tidak hadir pada hari ini ,lalu kaki ku berjalan menuju lapangan basket karena yang aku tau Ary mulai aktif di basket semenjak 3 hari lalu
"Sob gue bisa gabung di club basket "
"Bagus donk ri ,banyak temen baru donk ,apalagi kan mereka semua cowok populer , pujaan cewe-cewe kampus ,harus kuat iman lu ,udah siap belum jadi idola anak-anak kampus"
"Aaah apaan sih lu syam !!"
Begitulah katanya saat 3 hari yang lalu ,dan aku cukup merasa senang
"Phuk "pundaku di tepuk oleh seseorang kemudian ku menoleh
"Syam kantin yuk ! "
"Tarini ? Ayuk tapi gue mau ke ari dulu ,dari pagi belum keliatan batang hidungnya "
"Ah nggak usah lah ,hempet gue ama tuh bocah !!"
"Lu nggak boleh begitu Tar,dia itu sahabat elu ,kita kenal bukan dari se jumat dua jumat ,kita kenal saat kita masih kecil "
"Yaudah ayok "ucap tarini dengan nada yang cukup berat dan terpaksa
Aku bersama Tarini menuju lapangan basket saat itu juga ,dan ternyata benar disitu ari sedang latihan basket ,aku mencoba memanggilnya "Ariiii " teriak ku dan saat itu ,dan ia hanya menoleh tidak menghiraukan sahutan ku
"Woy sooob "teriaku kedua kalinya membuat ia datang menghampiri kami ,
"Ada apa sih ,lu gak liat ya orang lagi latihan ?"Ucapnya membuatku shok seketika
"Songong amat lu ri "dumel tarini
"Kenapa ? Gak terima ? Lu urusin aja tuh cowok elu si adit ,dasar ngeyel "
"Kok lu bawa bawa adit sih ?"Tanya Tarini
"Udah ngapa jangan berantem !!"ujarku
Ari menoleh ke arahku dengan tatapan sinis " lu diem Njing !! Gue nggak ada ngomong ama lu "
Telinga gw mendadak panas ,tarini yang disamping ku langsung menoleh ke arah ku
"Siapa mereka ? "Ucap salah satu tim basket yang menghampiri ari
"Entah gue juga gak tau !! Gak kenal malahan "Ucap ari membuat Aku dan Tarini tidak percaya ari bisa berkata seperti itu ..
"Memang sih ri,orang kaya kita itu banyak yang kenal ,tapi kita malah nggak kenal orang yang kenal ama kita,baru terasa kan ereknya sekarang ,gabung ama kita !! lagian gak penting juga mereka ,ayok kita latihan ri "celetuk temen barunya itu dengan sombongnya ..
#to be continued
Kamis, 15 Mei 2014
Persahabatan yang Mati Part 2
Penulis : Syamsudin
Judul : Persahabatan Yang Mati
Genre: Persahabatan
Cebung: Part 2 (Anak baru itu Bernama Lisa )
Kali ini aku berjalan sendirian,niatnya sih mau jalan bareng Ari dan Tarini, tapi mereka pada nggak bisa ,, si Ari masih tetap dengan alibinya,dan Tarini lagi dekat-dekatnya dengan Adit,bukan cemburu atau bagaimana,terkadang aku kangen akan masa-masa sekolah dulu,pergi dan pulang sekolah bareng walau hanya naik angkot,tapi semenjak kuliah semuanya berubah,lebih tepatnya ya akhir-akhir ini.
Dia anak baru yang baru saja pindah dari bandung bernama Lisa datang menghampiri ku yang duduk di depan halaman kampus.
"Boleh duduk ?" Tanya nya
Aku menatapnya sejenak " silah kan "
"Aku lisa ,kamu "dengan ramahnya ia memperkenalkan namanya dan senyum nya itu membuatku lupa akan segalanya " hay aku lisa ,kamu ?"Tanyanya berulang
Aku terkejut karena terlalu memperhatikan senyum manisnya itu "a a aku syam "ujarku singkat kemudian melihat Ari yang sedang jalan bersama sekumpulan teman-teman cowoknya yang lain " Aaaarii " teriak ku memanggilnya
"Guys gue duluan nya " sahut ari berpamitan kepada teman-teman cowoknya dan berjalan menghampiriku
"Lagi apa syam ? Mana tarini ?"
"Nggak tau ri ,mungkin ama adit ,kan akhir-akhir ini mereka sering jalan bareng"
Lisa hanya tersenyum memperhatikan kami
"Oh iya ,kenalin ni lisa "ucapku
lisa menjulurkan tangan nya lalu tersenyum " aku lisaa "
"Aku ari ,sahabatnya syam "
"Kalian sahabatan ya berdua ?"Tanyanya
"Bertiga dengan Tarini "jawab ari singkat kemudian mulai memperhatikan lisa
"Liss ... Lisaaa "teriak salah satu wanita di belakang kami memanggil nama lisa ,kemudian lisa pun beranjak pergi
"Aku dulu an ya ,"
Dihalaman kampus itu hanya ada aku dan ari ,kami sama sama terdiam lalu aku mencoba mengambil hape di saku ku ,
"Lisa cantik juga ya ?"
Aku terdiam hatiku mulai berbicara sendiri "jangan-jangan ari suka ama lisa ?,ah pertanyaan bodoh ,ya jelaslah lisa cantik murah senyum lagi ,siapa sih laki-laki yang tidak menyukainya "
"Ia ri ,dia emang cantik "
****
Kantin begitu ramai,tampak Tarini yang tengah duduk sendiri ,aku dan ari menghampirinya " Tarini "ucap ari
"Ri ,panggil gue Tari mulai sekarang ya ! ,lu juga syam"
"Kenapa ? Emang biasanya kita manggil itu kan ? " Tanyaku
"Ya itu kan dulu,sekarang gue udah jadian ama adit cowok populer di kampus ini"
"What ? Lu jadian ? "Sontak gue ama ari kaget " populer ? Gue aja nggak tau adit yang mana satu "ucapku
"Kapan ? Kok lu gak ngasih kabar ke kita tar ,lu masih nganggep kita sahabat elu kan ?" Tanya ari
"Masih kok !"
"Terus kenapa lu jadian,sampe kita gak tau,gue kan dah bilang adit itu anaknya gak baik ,lu bisa rusak,sekarang aja lu udah berubah tar ,sok cuek lah ,dan tadi ,lu nggak mau di panggil tarini,maunya di panggil tari "
"Udah ri udah "ucapku
"Beriisik lu ya ri,bacot lu !! Kita emang sahabatan tapi lu nggak ada hak ngatur gue pacaran ama siapa !"Ucap tarini lalu pergi meninggalkan kita
"Liatkan syam ,berubah kan dia! Maen pergi seenaknya aja "
"Udah lah ri,lu juga pake ngfonis adit segala !"
"Lu nggak kenal adit syam,dia itu bejat gue gak mau tarini jadi korban nya"
"Maksud elu ?"
"Lu kenal miranda kan ?"
"Iya tau ,kenapa ?"
"Dia hamil kan gara-gara adit ,dan masih banyak lagi "
"Masa sih "ucapku sedikit takut dan tidak percaya
****
Senja sore itu menemaniku bersama ari sehabis jalan jalan sore ,biasanya kami betiga tapi kali ini hanya berdua ,
"Hai kalian dari mana ? "Sapa seorang wanita
"Lisaa ? Dari mana ?" Tanyaku balik
"Malah nanya balik ,aku abis dari supermarket depan sana ,kalian darimana ?"
"Biasa anak muda jalan jalan sore "jawab ari
"Jalan kaki ?"
"Ya ialah lis ,namanya juga jalan jalan he he he"
"Oh iya aku duluan ya ri ,syam ,soalnya buru buru "ucap lisa kemudian pergi
****
To be continued
Hanya Sebuah Restu

Penulis :: Syamsudin
Judul: Hanya Sebuah Restu
Genre: Cerpen Cinta
Kali ini aku sendiri "Rapuh Hancur serta Sakit" itu yang aku rasakan saat ini , semangat hiduppun sudah tak dapat aku nikmati kembali ,hanya ada Aldi yang selalu menguatkan pondasi pondasi hidupku sekarang,dengan motivasi dan dukungan nya dia berusaha memperbaiki pondasi hidupku , sebelum nya namaku Angga ,dan ini cerita ku bersama Anggi mantan pacarku yang seminggu lagi ingin menikah karena pilihan orang tuanya , persamaan nama kami terkadang membuat orang orang di sekitar kami mengatakan kami jodoh serta zodiak kami yang berlambangkan air dan ikan , karna dalam kehidupan nyata ikan tidak bisa hidup tanpa adanya air ,tapi semuanya berbeda di cerita ku saat ini ..
"Pergi !! Sudah muak saya melhat kamu " marah papanya Anggi saatku berkunjung kerumah Anggi " sudah saya bilang jangan pernah dekati anak saya lagi ! "
"Tapi om ?"
"Tidak ada kata tapi !! Pergi. !!!"
Begitu angkuh nya papa nya Anggi terhadapku saat itu ,dan dibalik kaca jendela rumahnya yang mewah itu ,tersembunyi Anggi yang memperhatikan kami ,ku lihat matanya berair lalu menggangguk pelan ,aku pun tau maksud di balik anggukan nya itu
"Baik om saya akan pergi " ujar ku lalu melangkah keluar gerbang
Sebelum nya 6 tahun yang lalu, awal aku di ajak Anggi kerumahnya untuk berkenalan dengan orang tuanya ,saat itu Aku dan Anggi masih duduk di bangku SMA kelas 2,
"Pa kenalin ini teman sekolah ku namanya Angga "
"Angga om " ucapku sopan
"Yaudah ajak masuk saja ,"suruh papanya Anggi dengan ramah
Aku pun masuk mengikuti Anggi ke dalam ,dan membuka setiap lembaran lembaran PR yang akan aku kerjakan saat itu ,
"Papamu baik juga ya Nggi ?"
Anggi tersenyum
"Anggi ,sebenernya ada yang ingin aku sampaikan "
"Apa itu ?"
"Aku .." Terdiam sejenak " tersno karo koe"
Anggi terdiam bingung sejenak lalu "PHUK , apaan siih Angga " ucap anggi setelah menepuk jidat ku dengan buku
"Serius Nggi malah ketawa lagi !"
"Serius ?"
"Ia aku serius"
"Aku juga seriius"
"Apanya coba ?"
Anggi tersenyum sedikit cengengesan kemudian menggangguk pelan ,saat itu tak ada kata lagi yang bisa aku ungkapkan lagi,bahkan niat untuk belajar dan mengerjakan PR malah tergantikan dengan cerita-cerita dan mulai hari itu FIX Kita Jadian
****
Beberapa bulan kami jadian tidak ada masalah sedikitpun,tapi semuanya berubah ketika papanya Anggi mengetahui ayah ku seorang pegawai biasa di sebuah perusahaan yang tidak begitu ternama ,hidup ku dan keluargaku memang jelas aku akui,tidak mewah ,semewah kehidupan Anggi yang ku ketahui anak seorang pejabat besar ,tapi hubungan kami terus berjalan dan berlanjut,serta kisah-kisah dramatis di usir dari rumahnya Anggi itu bukan sekali dua kali,tapi karena rasa sayang dan cintaku pada anggi serta ketulusan ku padanya aku rella di usir berkali-kali untuk membuktikan keseriusan ku kepada Anggi .
***
Tamat sekolah Anggi melanjutkan studynya ke jenjang lebih tinggi,yups bangku kuliahan ,sedangkan aku selama setahun sehabis lulus SMA ku tekad kan untuk fokus kerja sebagai buruh pabrik agar tahun depan bisa masuk ke kampus yang sama dengan Anggi ,dan Allhamdullilah semuanya terwujud ,dan kini 3 tahun aku menjalin cinta bersama Anggi meski ku tau orang tua anggi sangat membenciku karena derajatku.tapi aku percaya dan ingin ku buktikan bahwa aku akan menjadi seseorang yang mapan di hadapan orang tuanya
"Anggi papamu apa kabar ?"
"Papaku baik Ngga ,keluargamu sehat ?"
"Allhamdulilah "
"Maaf ya Ngga atas sikap orang tuaku ke kamu selama ini "
"Sudah lah Nggi ,aku mengerti apa yang di inginkan orang tua mu ,kamu anak nya satu satunya ,perempuan lagi ,sanggat sulit untuk melepaskan kamu bersama aku yang mungkin"
"Angga "Anggi memotong omonganku "kita balik saja yuk "
"Aku antar lagi "
setiap hari ketika kamu jalan ,dan setiap itu juga aku mengantarkan anggi pulang,bukan hanya di gerbang mewah rumahnya ,tapi sampai depan pintu rumahnya
"Masuk !! Sudah papa bilang jangan pernah bergaul dengan dia lagi "
"Om udah om jangan marahin anggi"
"Diam kamu !!" Bentak papanya anggi "jebreet'' hentakan pintu itu membuatku kaget ,kemudian aku lanjutkan pulang.
"Waktu terus berlalu hingga pada akhirnya Anggi menyelesaikan kuliahnya ,sedangkan aku baru saja di semester tiga, ku lihat semua keluarganya anggi datang di hari wisudanya anggi ,
Aku dari jauh memperhatikan mereka,ingin sekali tangan ku menjabat tangan nya ,mengucapkan selamat tapi disitu hanya ada orang tuanya
"Angga "teriak anggi melihatku lalu menghampir dan mengajaku bergabung bersama mama papa nya ,saat itu hanya pandangan sinis yang aku terima baik dari papanya maupun dari mamanya ,tapi anehnya saat itu orang tua anggi tidak berkata sepatah katapun mengenaiku ,aku mulai berpositif thingking sapa tau saja papa dan mamanya anggi mulai mensetujui hubungan ku dengan Anggi yang kini menginjak usia 4 tahun.
"Foto rame-rame yuk " celetuk anggi kemudian berfoto rame rame langsung jadi,anggi di tengah diantara mama papanya sedangkan aku di samping mamanya anggi ,tapi setelah sehabis foto apa yang terjadi ?
Papanya anggi merobek foto ku dan meremasnya ,sungguh sakit sekali hatiku di anggap sebagai sampah atau entahlah.
***
Setahun berlalu kini giliranku yang wisuda ,ayah ibuku datang serta sahabatku juga Aldi datang
Aldi menepuk pundakku "Mana anggi ? Tidak datang Ngga ?"
"Ia nak ,anggi mana ?"Ucap ibuku
Langsung saja Anggi menghampiriku dan mengucapkan selamat kepadaku,bahkan kalimat sanjungan untukku saat itu hanya minim ku terima ,semuanya sibuk menyanjung Anggi karena kebaikannya,ramah serta kalemnya..
****
Kini fix 6 tahun masa kami jadian ,umur kami pun masih sangat muda ya 23 tahun,di masa -masa kami pacaran nggak ada kendala kecuali restu orang tuanya Anggi yang sampai kini belum aku dapatkan,sebenarnya lelah bukan tapi letih yang aku rasakan ,andai saja aku bisa mencintai wanita lain selain Anggi mungkin aku tak akan pernah lagi merasakan rasa sakit hatiku ini,rasa sakit bukan karena Anggi tapi karena orang tuanya yang seakan-akan membenciku hingga mendarah daging ini.
Aku bingung,kini aku bekerja sebagai karyawan tetap di sebuah perusahaan di daerahku,aku percaya disini lah aku bisa menaikan drajatku,karrir ku,itu semua hanya untuk mendapatkan restu orang tuanya Anggi,tapi semuanya hancur,kerjaku berantakan,pikiranku tidak karuan dan aku mulai jatuh kemudian terpuruk
"Anggi kamu itu anak papa satu satunya ,papa nggak akan pernah setuju kamu bersama lelaki itu !" Bentak papanya Anggi
"Tapi kenapa pa ? Cuma Angga yang bisa mencintai Anggi dengan tulus,selama ini angga berjuang rela dihina dan berusaha kuat di depan papa tapi papa sama sekali nggak pernah memandang hal itu"
"Sudah lah Nggi ,turuti saja apa kata papamu"ucap mamanya anggi
"Ma,hanya Angga cowok yang anggi cinta,cuma angga yang setia dengan Anggi sampe saat ini,mungkin saja kalo pacar anggi bukan angga pasti sudah lama meninggalkan anggi,karena hinaan papa dan tatapan sinis mama"
"Kamu akan papa jodohkan ! Mau atau tidak mau harus mau,jika kamu tetap berusaha tidak mau,jangan harap kamu masih menjadi satu bagian di keluarga ini"
"Maksud papa ? Ah" Anggi berlari menuju kamarnya
Aku yang sehabis pulang kerja sore itu ,mendapakan SMS dari Anggi untuk ketemuan di sebuah Taman,
"Ada apa Nggi ?"
Anggi hanya menangis menatapku kemudian memeluku "Anggaaa,aku sayang sama kamu "ucapnya membuatku bingung kemudian tanganku mulai mengelus rambutnya
"Ia aku tau Nggi ,aku juga sayang ama kamu,terus apa masalahnya "
Anggi melepaskan pelukan nya dariku "Kita Putus Ngga !"
"Putus ?"Aku kaget setengah mati "kamu nggak serius kan Nggi"
"Aku serius Ngga "
"6 tahun loh Nggi ,aku nggak mau semuanya menjadi sia-sia cuma karena kata putus"
"Kita harus Putus "ucap anggi dengan nada yang sedikit berat menahan agar air matanya agar tidak keluar .
Aku terdiam bisu,apalagi yang harus aku katakan,semuanya menjadi berubah langit biru pun tampak mendung,Anggi mencium bibirku kemudian pergi tanpa menolehku lagi ..
***
Berawal dari kata Putus semua nya pupus,kerjaan dan karrir yang aku bina selama ini semuanya jatuh,hidupku mulai terpuruk,bahkan untuk tidur pun aku sedikit sulit ,mataku kini bak burung hantu dengan goresan hitam di bawah mata,
"Angga lu nggak boleh kaya gini terus ! Kasihan diri elu nya Ngga !"Ucap Aldi kepadaku "lu tega melihat orang tua lo Ngga,siang malem hanya menangis karena hidup lu yang sekarang ini "
"Terus lu tega Al melihat gue" ucap gue pelan dan sekit lambat "byusss"ku hembuskan asap rokok ke bawah
"Gue nggak tega Ngga,makanya gue mau loe itu bangkit,ayo kita diri lagi ,gue nggak kenal ama lu yang sekarang"
"Wuhhssss" asap rokok ku hembuskan
"Dan ini lagi Rokok ,ini nggak baik buat elu Ngga !! "
Aku tidak terlalu menghiraukan kata kata Aldi kemudian bibirku mulai berbicara sedikit ngelantur "Kini ikan itu sudah tidak ada di Air ini lagi ,karena ikan itu kini tlah di ambil oleh yang punya dan di serahkan ke orang lain"
"Ikan ? Air ?maksud mu apa Ngga ?"
"Ini al , loe liat "ucapku sembari memberikan selembar undangan itu ke Aldi "minggu depan Anggi menikah "
"Keterlaluan ! Anggi tau keadaan lu sekarang ?"
"Tidak perlu tau ,karena semuanya tidak akan mengubah keadaan Al ,Sakiit" ucapku lebih menekankan
Wajahku pusat pasi ,tubuhku lemas hanya Aldi yang ada disampingku saat ini,dibalik mobil mewah ini aku berdiri ,menghadap hotel mewah tempat resepsi pernikahannya Anggi ,Gaun putih cantik itu adalah Anggi ,yang kelluar dari sebuah mobil,rasa rinduku ke padanya ingin sekali kaki melangkah menghampirinya ,kemudian ku mencoba melangkahkan kakiku,tapi Aldi menahan pundak ku dan Menggelengkan kepalanya, dengan sedetik semuanya usai dan kini hanya tinggalah namanya yang membekas di hatiku.
end
Langganan:
Postingan (Atom)