Aku masih merasakan itu, bahkan sampai saat ini aku masih merasakan dengan jelas Trauma itu, bukan salah siapa siapa tapi salah diriku sendiri yang hingga saat ini tidak bisa berdamai dengan diriku sendiri, terkadang muak cape dan takut, rasa trauma itu terus saja memburuku bak busur yang siap menancapkan anak panahnya tepat di dadaku, setiap kali aku merasakannya aku tidak pernah merasa tenang, tanganku bergetar dan kembali mengingat kejadian itu, dan aku hanya bisa diam.
Berawal pada tiga bulan terakhir pada tahun 2017 dan dengan serentak aku memilih meninggalkan dan ditinggalkan, entah karma seperti apa yang aku jalani di kota ini, aku selalu berusaha baik dengan siapapun , apa yang aku punya selalu aku berikan jika bagiku aku mampu, tapi ya kembali ke setiap orang dengan cara pandangnya masing masing.
2017 dimuali dari orang yang aku sayang datang ke jakarta, mungkin aku yang salah dengan tidak memberi banyak waktu untuknya sehingga semua ini terjadi, entah dari mana harus aku ceritakan , ada banyak percakapan yang mungkin tak terungkap tanpa penjelasan namun apakah dengan penjelasan semua itu kan baik-baik saja, tentunya tidak ! jujur saat itu aku belum ingin membuka hatiku kembali dengan kepergian seseorang sebelumnya! Yups, aku belum siap dan aku terlanjur menyukainya, sayang padanya saat iti, menjadi satu hal yang tak bisa aku kendalikan, apa yang bisa aku beri, akan ku berikan sebisaku, namun semua itu mungkin tak terlihat, sebelumnya ada satu perjanjian jika dirinya mengunjungi ku, aku mengatakan pahit terlebih dahulu karna aku tak ingin ada manis jika pada akhirnya itu hanya di awal saja,
1. Tahun 2016 aku kembali ke Batam, aku menemuinya dan aku berikan waktuku seharian untuk bersamanya , menemuinya hingga malam , jujur aku bahagia saat itu,tak ada satu kata yang bisa aku expresikan saat itu ,karna jujur aku tidak bisa mengexpresikan apa yang aku rasakan karna aku yakin hatinya masih tertinggal pada mantannya.
Lama dan berbulan bulan kami makin intens ,aku bahagia dan dan terus terhanyut, hingga aku memutuskan untuk berlibur bareng, yups aku memilih jogja karena kata orang jogja itu istimewa.
Saat pulang dari jogja begitu banyak bawaan nya , aku Cuma bisa bernafas sedikit kesal namun jujur aku senang , aku orang yang pertama menujukan kota ini padanya, saat membeli oleh oleh aku membisikinya karena dia terlalu sibuk “ Mi beliin sesuatu buar Abud karena dia udah jemput dibandara “
Sesampai di jakarta oktober 2017 semuanya tak lagi indah, satu yang aku sesalkan aku mengingatkan nya untuk membeli sesuatu namun aku selalu tak pernah ingat membeli buah tangan saat aku pergi kemana mana untuknya, terlalu ingat orang jauh hingga orang yang selalu di samping tidak aku ingat sama sekali,
Di jakarta aku berusaha membeli ini itu yang aku kira dibatam tidak ada, namun saat aku pulang kadang dia tidak ada atau sudah tidur begitu pun ketika aku pergi kerja dia masih tidur, aku berjanji senin akan menemaninya ke tanah abang , monas ancol dll sebisaku , namun dia sudah pegi bersama teman kost ku, lalu apa yang harus aku tunjukan lagi, aku kesal dan aku diam sesekali aku coba mendamaikan hatiku, jangan gini sam! Selasa sore itu aku bersamanya untuk berfoto dan aku coba untuk berdamai dengan diriku dulu, aku tunjukan dimana aku bekerja , aku tnjukan tempat orang shooting karna hanya itu yang bisa aku tunjukan, sesampai di kost aku dan dirinya kembali ke kamar, aku berbaring di kasur lalu mereka pergi , iya dia dan teman kost ku, aku menunggu lama dan ternyata mereka makan diluar “ ini asumsiku” ... aku tetap diam dan berusaha tidak mempermasalahkan, hingga malam ketika aku begitu mengangtuk dan cape mereka masih bersenda gurau , terus dan terus ! aku kesal lalu aku keluar dan mereka masih bercanda berdua , aku lalu menghubungi teman ku dan menginap dan rencananya subuh aku balik, namun tiba tiba masuk pesan dengan sebutan “Bajingan” entah kenapa begitu sakit aku membacanya, amat teramat sakit hingga besoknya aku masih terdiam dan balik , gak bersa begitu cengengnya aku ,hingga mengeluarkan air mata tiba tiba keluar, hanya dengan kata Bajingan dari orang yang aku anggap sebagai Adik ku sendiri, yang aku usahakan agar kita berdua gak kelaparan di kota orang,
Di insdent ini yang salah jelas diriku karena meninggalkan mereka berdua di kost, yups tidak bisa di pungkiri ini kesalahan ku, aku tidak bisa menyangkalnya..
Saat kamis aku pergi acara di tempat kerja pagi pagi sekali , ingin rasanya aku mengantarkan army ke bandara namun bentrok , karena dia mengambil jam pulang dadakan karena ku, jujur dari awal keluar melangkah kan kaki keluar, hatiku begitu khawatir, bahkan sudah aku tuntun untuk naik ini itu dan anu tetap aku lah yang sebenarnya harus bertanggun jawab, namun saat itu aku lah pecundang nya ! saat pulang dia sudah tdak ada, seperti ada yang hilang
Dua hari kemudia kita debat lagi di chat, dia memuji muji teman kost ku hingga dia bilang “ dia selalu ada , bahkan dia juga yang jemput aku dibandara” .. ohh begitu, ya sudah
Sejak saat itu aku mendiamkan nya, sungguh tak mudah berusaha diam dan rindu sama orang yang kita sayang, namun saat itu aku masih terlalu dini sehingga ego lah yang menang.
2. Aku yang masih kesal di kost, aku tahan tahan tak ada yang bisa aku ceritakan denga siapapun,
Pada akhinya aku berusaha untuk berdamai dan melupakan lagi, aku menegurnya, mencari alasan meminjam leptopnya , menawarkan dia kerjaan di bekasi, entah dia mendengarkan attau tidak aku tidak peduli, yang jelas aku berusaha meski dia selalu diam.
Berawal yang tiba-tiba aku dimasukan kedalam grub chat whatsap salah satu dari mereka bilang “ bahwa Abud mau pindh kost udah lama namun gak enak ngomongnya” jujur aku kesal sangat kesal kecewa dan emosi namun aku tahan tahan dan terus aku tahan
Saat november aku mengira ultah temanku yang bernama Ade pada bulan ini, aku mengumpulkan ucapan birhday untuknya namu ternyata nomorku di blokir, hingga aku cerita ke salah satu temanku, dan dia mengatakan bahwa Ade membenciku tanpa aku ketahui sebabnya dan bukan hanya Ade, ada Irfan dan Apip termasuk yang memberi pesan,
Karena itu semua berlangsung di belakang tanpa sepengetahuanku, aku merasa bodoh dan mengutuk diriku sendiri, jadi selama ini kita duduk makan bareng terutama sama irfan aku dianggap apa, sebgai bahan pembicaraan, sebagai boneka ? dari sini rasa ketidak percayaan kepada diriku sendiri dan kepada mereka luntur,
Pada sore itu aku melihat satu postingan, abud nonton bersama mreka, yang biasanya selalu ada kata ajakan namun kali ini tidak ! aku mulai berasumsi terlebih lagi abud berniat ingn pindah sudah lama,
Saat pulang kerja ku berniat untung mengetes kejujurannya , namun yang aku tau abud salah satu orang yang jujur dan tidak pernah mau ikut campur uruan orang lain,
Tapi kali ini aku mengujinya , tiba tiba aku membentaknya “ lu ngomong apa sama irfan? Lu ngomong apa sama ade ? apip ?
Dia bilang gak ngomong apa apa “ dalam hatiku mengiyakan, dia jujur “
Aku mencoba sekali lagi dengan kalimat yang sama dan tenyata dia tetap mengatakn kalimat yang sama “ yah dia jujur “
Hingga dia bilang bahwa saat ngumpul ade emang benci sama aku, dan tidak tau sebabnya,
Dan aku mencoba ungkit yang katanya dia ingin pindah, hingga aku mengancam untuk mengusirnya, hingga sehari dua hari tiga hari ku tidak mengusirnya karena itu hanya gertakan, bahkan dia harus nya sudah tau konsekuesinya sebelum tinggal dengan ku, sudah ku beberkan keburukanku, dan dia berkata adik kaka aja yang sekandung pasti berntem tinggal satu atap apagi kita.
Keesokannya saat aku pergi kerja, kontraku habis dan aku dipindhakan ke toko baru beda devisi, dan kitu aku harus memulainya bekerja dari awal kembali, rasanya ingin berhenti dan resignt dan gak sanggup, tapi masalahku diluar masih banyak.
Sepulang kerja aku di panggil sama Mbah dan Uni katanya sebagai orang paling tua, aku lah yang harus mengalah, banyak nasehat yang aku terima, aku berusaha untuk menegurnya namun selalu ragu hingga keesokannya, saat aku bekerja tiba tiba ada satu whatsap “ mending lu keluar dari pada harga diri lu gak ada di usir Uda “ aku terdiam ada apa aku di usir uda , salah apa
Saat aku kembali aku menemui uni “ ada apa ya uni, uni baca sendiri ! sam salah apa sampe uda mau ngusir sam ?
Kata uni nggak ada yang usir kok, Cuma tadi iwan kesini bayar kost full, dan saat itu aku berpamitan , aku mencoba mencari kost kesana sini seharian namun tidak ku temui kost yang cocok, terlebih banyak untuk wanita dan mahal , jujur utang ku banyak saat itu, ada orang tua dan kebutuhan lainnya yang harus aku tanggung,
Aku menemui uni dan lesu “ sam gapapa keluar, sam gak nemu kost”
Kata uni , abang pindah ke atas aja, namun saat itu aku meminta izin Gita, allhamdulih di izinkan
Aku bergegas pndah keatas tanpa satu katapun, dan saat itu
Aku takut Berteman, aku kehilangan Teman sahabat , Sosok Adik, Seseorang yang berarti dalam hidup dan Pekerjaan ku,
Semuanya hilang bersamaan.
Dan tak butuh waktu lama aku di temukan dengan Opik dan 2 temen kampusku Diana dan Sri.
Jujur terlepas apapun yang terjadi sama aku saat itu, mereka semua sahabatku yang tidak bisa aku pungkiri itu.
Karna sebegitu sayangnya aku terhadap mereka. Maaf sampe saat ini aku belum sepenuhnya bisa membuka diriku tapi selalu aku coba dan bedamai semua akan baik baik saja.Ttd cumi